Thu. May 2nd, 2024
    Menikah Muda Bukan Sekedar CintaMenikah Muda Bukan Sekedar Cinta

    Menikah muda dilarang karena bukan perkara mudah, bukan pula menjadi alasan untuk menghindari zina. dan cinta pun tidak cukup. Pernikahan membutuhkan perencanaan matang untuk masa depan. Apalagi jika menikahnya dalam usia anak-anak.

    Perkawinan usia anak bisa merusak dan mengancam pemenuhan hak-hak dasar anak. Masa depan anak-anak yang menikah pun terenggut. Maka, sangat penting memberi memberi edukasi terkait perkawinan bagi mereka. Bayangkan saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, ada 11,21% perempuan berusia 20-24 tahun sudah menikah dan pernikahan dilaksanakan pada usia anak. Persoalannya, kondisi tersebut terjadi pada 20 provinsi yang memiliki angka perkawinan yang tinggi.

    Menikah itu bukan sekedar menyatunya dua insan, tetapi membutuhkan kedewasaan dan kesiapan mental. Agar setelah menikah mampu memilah mana yang baik dan buruk, serta mengetahui cara mengambil keputusan yang ketika menghadapi masalah,

    Kenapa Menikah Muda Dilarang dengan Alasan Cinta Semata

    Tahukah kamu kalau Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) terus berupaya mencegah perkawinan anak. Kemen PPA menargetkan penurunan angka perkawinan anak dari angka 11,21% menjadi 8,74%.

    Hal tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Selain itu, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 telah disahkan tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Usia pernikahan anak perempuan telah berubah  menjadi 19 tahun.

    Pernikahan usia muda memiliki dampak negatif dan harus diketahui oleh orang tua dan anak-anak. Berikut dampak negatifnya:

    1. Kurang kesiapan fisik anak perempuan untuk mengandung dan melahirkan.
    2. Usia muda dapat meningkatkan risiko angka kematian ibu dan anak.
    3. Ketidaksiapan mental untuk membina rumah tangga.
    4. Meningkatkan resiko kekerasan dalam rumah tangga.
    5. Tumbuhnya angka perceraian.
    6. Pemberian pola asuh yang tidak tepat pada generasi selanjutnya.

    Pernikahan dapat langgeng dan bertahan dalam jangka panjang ketika pasangan yang menikah siap secara emosional dan mental. Karena pernikahan bukan perkara cinta dan menghindari zina belaka. Faktanya dunia rumah tangga adalah kehidupan yang berbeda dan  jauh lebih  jauh lebih sulit. Ketika dua orang dengan karakter berbeda hidup bersama dan orang yang menikah usia muda terkejut dengan kondisi tak terbayangkan sebelumnya.

    Alasan Kenapa Tidak Melakukan Pernikahan Usia Muda

    Menikah muda dengan alasan cinta dan pernikahan romantis kerap tidak berjalan sesuai impian. Ada banyak hal yang harus dipelajari tentang kehidupan, cinta, dan mengenal diri kita sendiri. Sebelum memilih untuk menikah, belajar dulu tentang bahagia ketika masa lajang dulu.

    Beberapa alasan kenapa sebaiknya berpikir-pikir hidup berkeluarga saat usia muda, antara lain:

    1. Pahami dulu terdapat risiko ketika memutuskan hidup bersama orang lain.
    2. Pernikahan membuat kamu mungkin tergantung kepada pasangan, umumnya terjadi pada perempuan dengan lasan budaya. Perempuan menjadi rentan karena tidak bekerja setelah menikah. Apabila terjadi perceraian akan rencan secara ekonomi.
    3. Pikirkan dengan baik, usia muda adalah waktu yang tepat untuk mengejar karir dan mengembangkan kemampuan diri sendiri. Seperti melanjutkan terus bekerja mencapai posisi terbaik atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
    4. Menikah muda bukan cara untuk menjawab omongan tetangga. Pernikahan adalah dunia yang berbeda. Tetangga idak akan peduli kehidupan yang dijalani selanjutnya.
    5. Hidup berkeluarga menjadi lebih sulit, karena harus memiliki penghasilan dan tidak bergantung lagi kepada orang tua. Jangan bayangkan indahnya saja, mencari nafkah untuk sebuh keluarga itu bukan perkara mudah.

    Menikah di usia muda memiliki risiko dan menghilangkan kesempatan bagi seseorang mencoba hal baru. Pernikahan membuat seseorang  berkomitmen kepada padangan dalam kehidupan keluarga. Sedangkan, bagi perempuan bebannya menjadi lebih besar, karena harus mengurus anak dan suami. Siapkah kamu melakukannya segala perubahan tersebut?

    Informasi menarik lainnya: Jangan Umbar Aktivitas Seksual Di Media Sosial

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *