Mengenal Pulau Rote yang Sering Disebut-Sebut Presiden Jokowi Dalam Pidatonya

Mengenal Pulau Rote sebuah pulau yang sering disebut-sebut Presiden Joko Widodo. Tahukah kamu dimana letaknya. Pulau Rote adalah pulau yang termasuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau yang terdapat hamparan pohon lontar ini berstatus kabupaten, yaitu Kabupaten Rote Ndao dan beribu kota di Ba’a. Ada 10 kecamatan, antara lain Pantai Baru, Rote Tengah, Rote Selatan, Busalangga, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, Rote Barat, Landu Leko, dan Ndao Nuse.
https://www.instagram.com/p/CGHhfCIlSHC/
Daerah yang paling dikenal di Pulau Rote adalah Nemberala. Pantai Nemberala berada di Desa Nembrala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Di sana terdapat T-Land yang merupakan ombak terpanjang di Indonesia. Ombak yang menggulung ke arah kiri. Sehingga, membuat banyak peselancar internasional mencobanya. Ada banyak sekali spot surfing tersedia yang bisa dicoba pelancar pemula maupun yang sudah mahir. Setiap musim ombak (bulan Agustus-Oktober) di Pantai Nembrala dan Bo’a, dilaksanakan event olah raga surfing baik regional maupun internasional.
Selain itu, ada Pantai Bo’a yang berada di Kecamatan Rote Barat, sekitar 7,5 km dari kota kecamatan. Pantai Bo’a adalah tempat lomba selancar berstandar internasional. Gulungan ombaknya dikenal sebagai yang terbesar ke-2 setelah Hawaii. Gelombang lautnya yang dikenal dengan “Gelombang G” yang sangat tepat untuk aktivitas surfing, diving ataupun sailing.
Sedangkan, Bagi bukan peselancar, ada beberapa tempat lain yang dapat dilakukan selama berada di Pulau Rote.
Mengenal Labirin Pantai Mulut Seribu Pulau Rote
Cobalah datang menjelajahi kawasan Mulut Seribu. Gugusan pulau yang terletak di Kecamatan Landu Leko semakin dikenal wisatawan. Pengunjung akan takjub dengan penorama pulau-pulau kecil yang dihiasi pasir putih. Anda bisa bertemu dengan warga yang mengangkat hasil panen rumput laut dengan menaiki perahu motor.
Sebaiknya, pergi wisata di Mulut Seribu bersama rombongan, agar bisa membayar sewa perahu, dan mobil secara patungan. Satu perahu biasanya bermuatan 5-6 orang termasuk nakhoda. Oh ya, bawa topi untuk melindungi kepala dari panas matahari.
Ingat, bagi yang pertama kali datang ke Mulut Seribu, pergilah bersama pemandu dari nelayan lokal setempat. Karena jalur masuk maupun jalur keluar menuju lokasi wisata hampir sama. Jika tanpa pemandu, wisatawan bisa kewalahan menemukan jalan keluar. Ada dua pintu masuk ke kawasan ini. Sebelum sampai di tengah, perahu masih melewati satu pintu yang berukuran sempit, dan berada di antara tebing karang. Yakinlah, Anda kan terpesona menyusuri selat antara pulau-pulau kecil dan akan selalu mengenangnya.
Mengenal Pulau Rote dari Benteng Alami Pantai Laviti
Pantai Laviti terletak pada dua ujung pulau yang seperti melindungi pantai ini dari laut lepas. Panorama tebing-tebing karang yang runcing dan tajam seolah sebagai benteng untuk melindungi Pantai Laviti. Pemandangan semakin indah akibat pantulan sinar matahari dari permukaan air laut dan pasir putih.
Pantai Tolanamon
Pantai Tolanamon di Desa Inaoe, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum terlalu dikenal wisatawan lokal apalagi wisatawan asing. Tempat ini kenal setelah seorang warga Desa Inaoe membagikan ke media sosial. Dampaknya sudah ribuan wisatawan lokal datang ke tempat ini.
Pesona pantai Tolanamon berupa teluk menghadap ke arah Samudera Indonesia yang cukup ganas. Namun, jangan khawatir karena letak teluk menjorok jauh ke daratan dan diapit tebing-tebing karang kokoh di kedua sisinya. Pantainya sangat tenang dan bersih, aman untuk mandi dan berenang.
Jika ingin pergi ke pantai tersebut, pengunjung menaiki mobil atau sepeda motor. Tempatnya berjarak 24 km dari ibu kota kabupaten Rote Ndao yakni Ba’a menuju Desa Inaoe. Setelah tiba di Desa Inaoe, lanjutkan perjalanan menuju pantai ke arah timur sekitar 4 km. Kondisi jalan di sana maish belum diaspal. Setelah tampak tebing karang, Pantai Tolanamo seakan menyambut dengan senyuman.
Bukit Mando’o di Pulau Rote
https://www.instagram.com/p/CFWqVkzgCCz/
Bukit Mando’o menawarkan panorama indah yang sangat menakjubkan dari ketinggian. Anda akan melihat hamparan laut biru diiringi hijaunya hutan bakau menambah sensasi kesejukan bukit ini. Lokasinya di Desa Kuli Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, NTT. Dari pusat Kota Ba’a letaknya cukup jauh. Pengunjung harus menaiki 488 anak tangga untuk mencapai puncaknya. Sebelumnya anak tangga berjumlah 300-an saja, jadi dikenal juga dengan sebutan “Bukit Tangga 300” oleh masyarakat setempat.
Sepanjang perjalanan menaiki anak tangga ada bale-bale yang digunakan sebagai pos peristirahatan. Panorama Perbukitan Lole membuat perjalanan tidak terasa. Akhirnya, Rasa lelah terbayarkan ketika sampai puncak, karena bentang alam di atas sana begitu cantik. Beberapa lopo-lopo terdapat dipuncak, agar pengunjung dapat beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan bentang alam Rote.
Orang yang mau pergi ke Bukit Ba’a dapat menggunakan jasa ojek ataupun menyewa kendaraan bermotor dari Kota Ba’a menuju ke Bukit Mando’o. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 1 jam. Kondisi jalan beraspal dan terkadang ditebukan jalan berbatu dan berlubang. Ketika tiba di lokasi wisatawan dapat memarkirkan kendaraannya di lahan parkir di dekat lokasi. Untuk memasuki kawasan, pengunjung membayar tiket 3.000 rupiah per orangnya dan 1.000 rupiah untuk parkir motor.
Tiang Bendera dari Zaman Belanda
Tiang Bendera tersebut istimewa karena didirikan oleh Belanda pada 1942 dan masih kokoh. Disamping itu, pemandangan alam yang ditawarkan juga sangat indah. Lokasinya terletak sekitar 5 km saja dari Kota Ba’a. Batu Tiang Bendera adalah gugusan pulau karang yang berjarak sekitar 500 m dari bibir Pantai Baadale.
Nama Tiang Bendera dilatarbelakangi oleh peristiwa heroik perjuangan rakyat Rote mengusir penjajah Belanda. Belanda membangun sebuah tugu batu beton setinggi 2,5 meter sekitar tahun 1942 sebagai penanda tanah jajahan pada zamannya. Pengunjung disarankan berhati-hati, disebabkan kondisi karangnya yang sangat tajam. Pengunjung juga dapat memasuki gua-gua batuan karang ketika air sudah surut.
Batu Termanu yang Melegenda, Mari Mengenal Pulau Rote
https://www.instagram.com/p/CDurCB1FkXV/
Batu Termanu berada di Nusak Termanu, Kecamatan Rote Tengah. Ada dua batu yaitu Batu Hun dan Su’a Lain disebut juga Batu Mbadar atau Batu Bapa la. Berdasarkan legenda, Batu Hun adalah laki-laki terletak di sebelah barat, sedangkan Su’a Lain adalah wanita di sebelah timur. Keduanya berdekatan dan merupakan sepasang suami isteri.
Kedua batu tersebut adalah batu pengembara. Asal mereka dari Ti Mau (Amfoang). Cerita lain menyebutkan mereka berasal dari Maluku/Seram. Konflik masalah harta pusaka membuat mereka harus mengembara. Pada mulanya, mereka mengembara sampai di Ndao, namun lingkungan hidup tidak mendukung. Mereka pun diusir dan pergi ke Lole. Lalu, memperanak seorang yang dinamai Nusa Lai (kini sebuah pulau di sebelah selatan Lole). Namun, terjadi pertengkaran di lingkungan di Lole. Mereka pun pergi mengembara dan tiba di Termanu dan menetap sampai sekarang.
Kedua batu tersebut khususnya Su’a Lain digunakan sebagai tempat berdoa bagi masyarakat Termanu. Ketika melakukan ibadah bersama manasonggo (imam animis), masyarakat membawa hewan dan bahan pangan/beras yang menjadi persembahan ke Su’a Lain. Beras ditanak dan hewan dipotong. Hati dan bulu hewan diberikan ke Su’a Lain. Sedangkan sisanya dimakan beramai-ramai. Bahasa adat disebut ‘leu ke batu’ yang bertujuan meminta Dewata agar menurunkan hujan yang cukup di Bumi.
Informasi wisata menarik lainnya: Menikmati Keindahan Pura Uluwatu Bali Di Kala Matahari Terbenam