Kampung Naga Tasikmalaya : Mengenal Budaya Masyarakat Tradisional Sunda

Kampung Naga Tasikmalaya menjadi salah satu tempat kekayaan budaya Sunda dapat kita temui dari kampung adatnya. Kampung Naga terletak di lembah subur di atas ketinggian +1.200 m. dapl. Di sana ada Sungai Ciwulan yang mata airnya dari Gunung Cikuray.
Secara administratif, Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Bagi Anda yang mau datang ke tempat Kampung Naga menempuh perjalanan dari Bandung atau transit di Garut. Jaraknya sekitar 106 km dari Bandung atau sekitar 26 km dari kota Garut, tepat di Kampung Rancak (Salawu).
Kampung adat ini dapat didatangi melalui rute Tasikmalaya-Garut, dengan jarak tempuh sekitar 30 km hingga ke Kampung Rancak (Salawu). Dinas Pariwisata Tasikmalaya membuatkan gapura selamat datang, lahan parkir wisatawan, dan pusat informasi wisata, serta sejumlah bangunan tambahan. Setelah dari are parkir, pengunjung meneruskan perjalanan menuju Kampung Naga sejauh sekitar 800-900 meter.
Melihat Dari Dekat Budaya Sunda di Kampung Naga Tasikmalaya
Masyarakat Kampung Naga berkerja sebagai petani di lahan dengan sistem tadah hujan atau irigasi dari air pegunungan. Lahan pertanian masih diolah dengan cara dan peralatan tradisional, dicangkul, diguru, diwaluku, dan lain-lain. Sebagai penyubur lahan pertanian, mereka menggunakan pupuk kandang. Tidak hanya berkerja sebagai petani, sebagian besar penduduk membuat barang handicrafts yang dijual kepada wisatawan.
Kedatangan pengunjung untuk berwisata terutama dari wisatawan mancanegara membuat penduduk menekuni pekerjaan terebut. Barang-barang yang dibuat antara lain anyaman udang-udangan, tas tangan dan barang-barang kebutuhan lokal lainnya, seperti bakul (boboko), kukusan (aseupan), kipas, tampah (nyiru), dan lain-lain. Kampung Naga Tasikmalaya memiliki pola pemukiman yang mengelompok.
Pola perkampungan Kampung Naga menjadi prototype dari bentuk hunian masyarakat Sunda dengan sedikit perubahan. Cirinya adalah kolam, leuit, pancuran, saung lisung, rumah kuncen, bale, rumah suci. Kampung Naga dibagai menjadi tiga wilayah, antara lain:
- Leuweung Keramat (tempat nenek moyang dimakamkan) yang ada di sebelah barat.
- Perkampungan sebagai kawasan tempat masyarakat hidup dan bercocok tanam di tengah-tengah.
- Leuweung Larangan (tempat para dedemit) di sebelah timur.
Posisi kampung berhubungan dengan kedua hutan tersebut yang dibatasi oleh Sungai Ciwulan. Sedangkan Leuweung Keramat memiliki batas masjid, ruang pertemuan dan Bumi Ageung.
Foto: Dedy Sulaiman