Parenting

Cara Jitu Mengajak Anak Membaca Buku, Bukan Rajin Belanja Online

Kalau dipikir-pikir tidak mudah mengajak Anak membaca Buku, sama sakali sulit bukan main. Apalagi gadget sudah mengisi ruang kosong otak di kepalanya. Sedikit-sedikit nonton youtube, ngegame, terus kalau tidak dikasih nangis. Sementara itu, Ayah sibuk whatsApp sama grup vespanya dan ibu memburu diskon di aplikasi belanja online. Semua sibuk Anak, ibu, bapak sibuk dengan gadget, lalu siapa yang mau baca buku.

Di lain sisi, bagaimana pula mau membaca buku, kan tidak ada buku. Kalau pun ada itu cuma buku tulis sama catatan hutang bank keliling dari sebulan lalu. Bagaimana anak mau membaca buku kalau kondisinya begini? Jawabannya tentu saja sulit. Karena dunia anak sudah menyatu dengan kehidupan orang tuanya yang sesungguhnya membaca saja sulit. Hidupnya sudah hanyut dengan riak-riak kehidupan dunia maya dan medsos sembari membaca isu-isu terkini. Meski begitu, jangan patah arang masih ada upaya yang bisa dilakukan agar mudah mengajak Anak membaca buku.

Cara Paling Jitu Mengajak Anak Membaca Buku dengan Menjual Hape dan Uangnya Belikan Buku

Tidak perlu memikirkan cara terumit untuk mengajak anak membaca buku. Jawabannya ada di genggaman Anda. Kalau kehidupan sosial keluarga terganggu oleh Hape. Kenapa tidak jual saja Hape-nya dan uangnya gunakan untuk membeli buku. Menurut Saya menjual smartphone Ayah dan Ibu adalah cara termudah untuk mengalihkan rajin bermedsos, lalu menjadi rajin membaca buku.

Uang hasil penjualan hape langsung dibelikan saja buku, agar tidak digunakan untuk cicilan bank keliling. Kalau bisa membeli bukunya mengajak anak-anak kita, agar mereka bisa melihat ditoko buku itu ya jual buku. Ada jual mainan dan peralatan sekolah juga sih. Setidaknya anak-anak mengetahui begitu banyak buku yang dijual setiap hari. Hanya saja, Ayah dan Ibunya lebih mampu membeli hape jutaan dibandingkan menyisihkan uang seratus atau dua ratus ribu per bulan untuk membeli buku.

Ayah dan Ibu lebih mampu membeli kuota internet hingga ratusan ribu per bulan, dibandingkan membeli buku Kamus Indonesia Pintar. Ada pula orang tua yang tak sempat berpikir bagaimana membuat anak pintar, tetapi marah-marah ketika bagi raport hanya rangking 32 dari 32 orang. Anak bingung, bagaimana mau rangking kan uangnya sudah habis buat beli pulsa, bayar kredit bank keliling, dan hape baru.

Jadi, wahai Ayah dan Ibu mulai pikirkanlah dunia anak-anak. Uangmu mungkin tidak habis hanya untuk membeli buku seratus hingga dua ratus ribu. Tetapi masa depan anakmu bisa hilang ke alam maya, kalau setiap detik, menit, dan jam hidupnya sudah tak nyata lagi. Sibuk online-online.

Buat Perpustakaan di Lingkungan Rumah dan Tidak Perlu Sering-Sering Ke Mall, Tetapi kalau ke Gunung itu Disarankan

Sabumi Volunteer itu getol sekali membangun perpustakaan hingga ke pelosok Sukabumi. Mereka membuat perpustakan di tengah lingkungan masyarakat. Bayangkan saja, masyarakat punya perpustakaan sendiri? Loh, apa gunanya ada pemerintah. Ealah, membangun taman baca masyarakat atau disingkat TBM itu tidak perlu mengganggu pemerintah yang sudah sibuk. Karena kita mampu kok membuat perpustakaan sendiri.

Asal ada kemauan disitu ada jalan. Contohnya, ada Rumah Baca Bambu Biru di Kampung Ciburu, Cicantayan, Sukabumi. Warga lokal sudah bisa membuat perpustkaan sendiri lengkap dengan bangunan ala rumah adat sunda. Gaya amatlah pokoknya, Kang Pibsa dan pengelola rumah baca enggak tanggung-tanggung bikin perpustakaan. Ada pula di Kampung Pangkalan, dari inisiatif Kang Dede Rizal, Passo, Regi dan lain-lain berdiri Taman Baca Cerdikia Al-Insani. Pada perkembangannya, mereka sudah membangun TK Alam Cerdikia Al-Insani. Inisiatif pemuda lokal terbukti mampu membuat perpustakaan di tempat tinggal sendiri. Tidak perlu jauh-jauh harus ke kota.

Keberadaan Taman Baca Masyarakat membuka akses anak-anak lebih dekat dengan buku. Lima langkah dari rumah sudah sampai ke perpustakaan. Baca bukunya boleh gratis pula. Tidak perlu bayar. Kalau pun bayar, uang digunakan untuk keperluan bersama.

Cara Jitu Mengajak Anak Membaca Buku Terakhir, Orang Tua Harus Memberi Contoh Lebih Dulu

Jadi begini, bagaimana caranya anak-anak mau rajin membaca, tetapi tidak pernah melihat contoh dari orang tuanya. Paman, bibi, kakek, dan neneknya pun tidak pernah membaca buku. Lalu Anda berharap si kecil memiliki kebiasaan membaca buku. Mana mungkin pakbapak buibu. Adanya juga sibuk main hape, lah bapak sibuk chatting dan ibu belanja online. Jadi tidak heran anak rajin ngeyoutube.

Main hape tidak salah, asal ada gunanya dan kenal waktu. Walaupun begitu, membaca buku jauh lebih penting, manfaatnya akan dirasakan di kemudian hari kelak. Dari membaca buku anak mengenal sedikit demi sedikit pengetahuan, terus sekolah, dan menggapai impian menemukan cita-citanya. Kalau enggak sekolah tinggi, anak yang penting rajin membaca buku.

Ketika kebiasaan membaca buku sudah meracuni alam pikirannya, kemana pun dia akan pergi pengetahuan akan membantu dirinya untuk bertahan hidup. Seperti Kata Ki Hadjar Dewantara, “Lawan sastra ngesti mulya.” Artinya dengan ilmu kita menuju kemuliaan. Semoga saja. Jadi pakbapk dan buibu, marilah mengajak anak membaca buku dan lakukan dengan niat. Semoga tips dalam tulisan ini berguna bagi anak-anak kita.

Baca juga : Kata Kak Seto Harus Belajar dengan Gembira di Rumah Kok Ayah dan Bunda Marah Melulu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *