Cara Tunanetra Mengenali Uang, Cukupkah Hanya dengan Meraba Uang Kertas?

Cara Tunanetra Mengenali Uang, Cukupkah Hanya dengan Meraba Uang Kertas?

Cara tunanetra mengenali uang dan membedakan nilai antar uang kertas ternyata sudah banyak informasinya di internet. Sesuai yang ditulis solopos.com bahwa Bank Indonesia pernah mengadakan sosialisasi untuk mengenalkan ciri khusus pecahan uang baru kepada penyandang tunanetra. Tidak bisa melihat, bukan berarti tidak bisa mengetahui perbedaan pecahan uang kertas.

Pada 19 Juli 2017, Bank Indonesia (BI) melakukan sosialisasi kepada anggota Persatuan TunaNetra Indonesia (Pertuni) Solo. Para penyandang tunanetra diminta untuk meraba uang kertas dengan nilai pecahan yang berbeda.

Seorang Anggota Pertuni diminta meraba selembar uang kertas dan mampu mengenali uang tersebut ternyata pecahan Rp20.000. Sebelumnya, perwakilan BI mendemokan lebih dulu cara tunanetra mengenali uang agar mereka dapat mengenalinya perbedaan beradagam pecahan dengan baik.

Cara Tunanetra Mengenali Uang, Sudah Diantisipasi Pemeritah Kok

Menurut para peserta dari Pertuni, pecahan uang yang beredar hingga sekarang lebih mudah dikenali, karena bagian kasar lebih terasa dan lokasinya dibuat di pinggir. Sehingga sebagai cara tunanetra mengenali uang lebih mudah saat diraba.

BI membuat tanda pembeda dari beragam jenis pecahan uang dengan membuat “tanda garis kasar” di sisi pendek uang (bukan di sisi panjang uang). Kalau diraba, maka orang yang memegang uang akan merasakannya. Bagaimana cara membedakan antara setiap pecahan uang? Caranya yaitu, dengan mengenali, “Semakin sedikit bagian yang kasar, berarti nilainya semakin besar.” Begini cara tunanetre membedakan nilai uang kertas:

  1. Uang kertas Rp 100.000, terdapat satu garis timbul pada sisi pinggir bagian uang.
  2. Nilai Uang kertas Rp 50.000, terdapat dua garis timbul pada sisi pinggir bagian uang.
  3. Uang kertas Rp 20.000, terdapat tiga garis timbul pada sisi pinggir bagian uang.
  4. Nilai Uang kertas Rp. 10.000, terdapat empat garis timbul pada sisi bagian uang.
  5. Uang kertas Rp. 5.000, terdapat lima garis timbul pada sisi bagian uang.
  6. Nilai Uang kertas Rp 2.000, terdapat enam garis timbul pada sisi bagian uang.
  7. Uang kertas Rp 1.000, terdapat tujuh garis timbul pada sisi pinggir bagian uang.

Dari pembedaan tanda pada uang tersebut, BI tampaknya sudah mengantisipasi agar uang bisa dikenali semua orang, bahkan dengan keterbatasan kemampuan melihat. Pembuatan uang disesuaikan dengan tunanetra juga.

Berdasarkan sosialisasi yang diadakan pemerintah, pengenalan “blind code” sebagai tanda cara tunanetra mengenali uang dapat disebarkan ke orang atau komunitas lainnya. Namun, memang tanda pengenal uang bagi tunanetra masih kurang tebal, karena jika uangnya sudah sering dilipat atau diremas maka tanda kasar pada uang semakin sulit diraba.

Lalu Perlukah Uang Braille?

Pemerintah selayaknya melakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada penyandang tunanetra, agar bisa menjelaskan kalau sudah disematkan “tanda kasar” pada uang. Sehingga, bisa diraba untuk mengenali dan membedakan beragam pecahannya.

Kalau sudah ada penanda buat saudara kita yang tunanetra, kayaknya uang braille perlu dipikir matang-matang lagi deh. Selain itu, kayaknya perlu kajian juga tentang fisik uang yang sudah beredar, apakah betul-betul sudah dikenali penyandang tunanetra atau belum.

Kalau belum dikenali apa kekurangannya, selain sudah disebutkan tada kasar pada uang masih kurang tebal. Bagaimana pun, uang seharusnya bisa digunakan oleh semua orang. Tidak melihat dari sisi keterbatasannya.

Artikel menarik lainnya: Tips memilih Mobil Bekas untuk Keluarga yang Nyaman dan Murah di Kantong

admin

One thought on “Cara Tunanetra Mengenali Uang, Cukupkah Hanya dengan Meraba Uang Kertas?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *