Mengadakan Workshop Pertanian Organik dan Mengenalkan Petani Muda Bagi Anak-Anak Cibiru Sukabumi

Mengadakan Workshop Pertanian Organik dan Mengenalkan Petani Muda Bagi Anak-Anak Cibiru Sukabumi

Kelompok Petani Muda Organik atau dikenal dengan nama Ketanpedo untuk pertama kalinya mengadakan workshop secara mandiri pada Sabtu, 17 oktober 2020. Komunitas 1000 Kebun dan lembaga Akatiga tetap ikut mendampingi.

Workshop pertanian organik diadakan di komplek Yayasan Ia’natunnajah Kampung Cibiru, Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Pesertanya berasal dari siswa Madrasah Ibtidaiyah Cibiru (MI Cibiru). “Taneuh Hipu Tatanen nunda Kahirupan” adalah moto yang dibawakan dalam kegiatan workshop kali ini.

Sedangkan model kegiatan yang disampaikan adalah 15 menit teori dan 45 menit praktek pembuatan kompos organik. Pemateri teori dan praktik disampaikan oleh Kang Deden dengan dipandu oleh Kang Bacon sebagai moderator acara.

Mengenalkan Dunia Pertanian Organik dan Menjadi Petani Muda Sejak Dini

Menjelaskan Materi Pertanian Organik Kepada Anak-Anak di Kampung Cibiru, Cicantayan, Kab. Sukabumi
Menjelaskan Materi Pertanian Organik Kepada Anak-Anak di Kampung Cibiru, Cicantayan, Kab. Sukabumi

Meski hidup di wilayah pedesaan, anak-anak masa kini perlu didekatkan dengan dunia pertanian. Dunia para orang tua bahkan para leluhurnya. Jadilah kegiatan workshop tidak hanya mengenai pengenalan berbagai jenis bahan bahan untuk membuat kompos. Kang Deden juga menyampaikan pentingnya menjadi seorang petani muda yang bisa dilakukan di usia dini.

Ada banyak cara bisa menghasilkan sayuran sehat tanpa harus mempunyai lahan garapan yang luas. Seperti dengan memanfaatkan bekas gelas minuman sebagai tempat media tanamnya.  Setelah mendapatkan teori pembuatan kompos  dan mempersiapkan bahan bahan-bahan. Para peserta diajak ke luar ruangan untuk praktek langsung pembuaatan kompos.

Generasi Petani Muda Masa Kini Kampung Cibiru Sukabumi
Generasi Petani Muda Masa Kini Kampung Cibiru Sukabumi

Keseruan peserta mengikuti prakrek ini sangat luar biasa. Mereka memang baru pertama kalinya mengikuti praktik langsung cara mencacah sayuran hijau. Hingga mengaduk bahan kompos di campur dengan Em4 dan molase.

Sesudah praktik, anak anak juga diberikan materi cara penyemaian di media tanam. Satu orang anak mendapatkan satu buah media tanam di dalam gelas minuman. Mereka memberikan nama. Setiap anak mendapatkan satu kantong benih bayam hijau. Setelah itu, benih pun disemai dalam media dan disimpan di halaman sekolah. Mereka diberi tugas untuk menyiram 2 kali dalam sehari pagi dan sore.

Sebuah untuk Generasi Masa Depan

Para orang tua sering kali mengelu anak-anak tidak mau turun ke dunia pertanian. Namun tidak pernah mencoba mengajak dan mengenalkan kepada mereka. Apalagi metode cara bertaninya cenderung usang dan tidak menarik bagi generasi anak-anak masa kini.

Harapan besar dari adanya workshop ini, anak anak bisa lebih peduli dengan lingkungan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia. Mereka bisa mendapatkan semuanya dari sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Ketika mereka tahu cara mengolah dan mengelola tanaman mungkin akan menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat serta menumbuhkan jiwa petani muda. Generasi penerus pasti bisa menjadi petani muda dan dunia pertanian dapat salah satu pilihan menjadi sumber penghidupan.

Informasi menarik lainnya: Panti Werdha “Rukun Ibu” Sukabumi Tempat Para Lansia Hidup di Masa Tua

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *