Menariknya Acara Seren Taun Kampung Adat Sirnaresmi Sukabumi

Kampung Adat Sirnaresmi Sukabumi secara administrasi berada di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Desa Sirna resmi berbatasan dengan, Kabupaten Lebak (sebelah utara), Kecamatan Kelapa Nunggal (Sebelah timur) dan Desa Cicadas (Sebelah selatan dan barat).
Apabila dilihat dari wilayahnya, Kasepuhan Sirnaresmi terletak di antara perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Banten. Masyarakat adatnya juga dikenal dengan “Kesatuan Adat Banten Kidul Kasepuhan Sinar Resmi”. Komunitas Adat Sirna resmi melingkupi tiga Kabupaten, antara lain: Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Lebak (Provinsi Banten).
Kampung Sirnaresmi Sukabumi merupakan salah satu dari tujuh kampung di Desa Sirnaresmi yang berada pada ketinggian 300-600 meter di atas permukaan laut (dpl). Kontur permukaan bumi di sekeliling kampung berbukit dan bergunung-gunung serta memiliki kemiringan lereng antara 25-45 derajat.
Ritual Adat Seren Tahun Kampung Adat Sirnaresmi Sukabumi Upaya Melestarikan Warisan Leluhur
Kampung Adat Sirnaresmi memiliki agenda rutin, yaitu mengadakan Acara Ritual Adat Seren Taun. Upacara adat tersebut diadakan oleh masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi menghormati warisan leluhur. Selain itu, sebagai upaya bersama masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikan ciri Adat Kebudayaannya.
Ritual adat seren tahun tersebut didukung oleh pemerintah daerah atau pusat, dan para donatur dari berbagai kalangan masyarakat. Ritual seren tahun adalah adalah upacara syukuran keberhasilan panen hasil pertanian selama satu tahun terakhir.
Upacara adat seren tahu dilakukan dengan masyarakat yang memikul padi atau disebut rengkong. Orang yang berada paling depan adalah tokoh masyarakat. Masyarat yang terlibat menggunakan pakaian adat, tanpa alas kaki. Padi yang dipikul tersebut dibawa dari gerbang masuk, keliling alun-alun kasepuhan.
Rengkong digoyang-goyangkan selama arak-arakan yang mengakibatkan terdengar bunyi khasnya. Sebagai musik pengiring arak-arakan, diiringi Kesenian dog-dog lojor. Acara akan semakin semarak dengan penampilan kesenian adat lainnya, seperti debus, laes, dan pencak silat.
Upacara adat seren tahun kampung Sirnaresmi berakhir dengan menyimpan padi ke leuit (ngampihkeun pare ka leuit). Leuit merupakan tempat penyimpan sebagai lumbung padi. Lumbung padi disebut Leuit si Jimat yang dapat menyimpan sampai 9 ton gabah.
Bagi Anda yang mau berkunjung ke Kampung Sirnaresmi, jarak dari desa Sirnaresmi dari Kecamatan Cisolok sekitar 23 km. Anda bisa pergi ke sana dengan menaiki kendaraan pribadi dan kendaraan umum, melalui jalan lintas Bogor-Pelabuhan Ratu. Perjalanan menuju kampung adat tersebut bisa memakan waktu Sekitar ± 4 jam dengan perhitungan tidak dalam keadaan macet.
Baca juga :
Siapa Sangka Sudah Merayakan Kelulusan Sekolah Gratis TK Alam Insan Cerdikia Sukabumi
Jalur Cikidang Berbahaya Bagi Bus dan Truk
Sisi Kehidupan Pertanian Yang Khas Warga Kampung Adat Sirnaresmi Sukabumi
Mayoritas warga Kampung Sirnaresmi bekerja menjadi buruh tani di lahan sawah atau ladang. Sebagian dari mereka juga memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan tersebut antara lain pengrajin, penyadap nira, pengukir bedog (golok), dan pandai besi.
Para pengrajin membuat barang seperti anyarn-anyaman ‘tangok’ ayakan, bakul, keranjang, pengki (penyerok sampah), koli (tempat buah-buahan), bubu (untuk menangkap ikan). Adapula yang membuat hihid (kipas), kaneron (tas untuk membawa nasi dari bambu), dan tolok (wadah heucak).
Para penyadap, nira membuat gula aren dan gula semut. Sedangkan pandai besi bisa diminta untuk membuat cangkul, golok, parang, dan baliung.
Dari semua jenis pekerjaan, pertanian menjadi sumber penghidupan warisan leluhur dari masyarakat kasepuhan. Sitem pertanian ladang/huma (rurukan) dan sawah yang yag diolah satu tahun.
Bukan sekedar sumber mata pencaharian, sistem pertanian di masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi berlandaskan interaksi antara masyarakat dengan Tuhan, masyarakat dengan masyarakat, serta masyarakat dengan alam. Hal tersbeut dapat dilihat dari pengelolaan sistem pertanian. Masyarakat mempersiapkan lahan hingga mengistirahatkan lahan kembali diiringi rangkaian upacara atau ritual adat warisan para leluhur.
Kehidypan masyarakat kampung adat Sinarresmi tidak lepas dari tradisi yang berperan melestarikan budaya dan nilai adat sunda melalui sistem pertanian tradisional dan kegiatan-kegiatan adat lainnya.
Sumber foto : tatasukabumi.id