SENJA KALA MELAWAN COVID-19 DI BATAS SUKABUMI

SENJA KALA MELAWAN COVID-19 DI BATAS SUKABUMI

COVID-19 tampaknya berhasil membuat berbagai kepala daerah di seluruh Indonesia pro aktif, termasuk Sukabumi. Dua Kepala daerah, Walikota dan Bupati bahu membahu mengatasi penyebarannya, salah satunya dengan melakukan sterilisasi di batas daerah antara Sukabumi-Cianjur dan Sukabumi-Bogor.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami tampak tidak mau kecolongan masuknya warga ke Sukabumi dengan kasus PDP dan positif COVID-19 dari Kota Jakarta, Bogor, Bekasi dan daerah lainnya. Sehingga, Sehingga, sterilisasi dilakukan pada beberapa titik perbatasan, seperti perbatasan Cicurug-Bogor. Begitu pula, beliau juga melkukan pemantauan di batas Sukalarang Sukabumi-Cianjur. Kalau warga diminta di rumah, Bupati mau tak mau harus memantau kondisi perbatasan secara langsung.

Mobilisasi Tinggi ke Sukabumi Dapat Menjadi Biang Keladi Penyebaran COVID 19

Marwan Hamami menyebutkan bahwa perbatasan Sukabumi masih terlihat titik mobilisasi yang tinggi. Sehingga, harus dilakukan pengawasan yang ketat. Setiap orang yang masuk dibersihkan dengan dua bahan yang berbeda.

  1. Bahan Penyemprotan Disinfektan untuk membersihkan mikroorganisme di permukaan benda, seperti kendaraan dan barang bawaan penumpang.
  2. Antiseptik digunakan untuk membersihkan mikroorganisme permukaan kulit. Selain itu, petugas menyediakan fasilitas cuci tangan juga berjejer di Terminal Benda Cicurug.

Pertugas yang melakukan sterilasasi COVID-19 di perbatasan Sukabumi sudah diberi pengetahuan tentang cara pelaksanaan penyemprotan. Penggunaan disinfektan dan antiseptik memakai SOP sesuai standar kesehatan. Secara teknis orang yang masuk ke Sukabumi dilakukan tindakan kebersihan dengan antiseptik, mencuci tangan, dan pengecekan suhu tubuh.

Setiap kendaraan pribadi dan kendaraan umum disemprot disinfektan sebelum masuk wilayah Sukabumi. Bagi penumpang atau orang yang kondisi suhu tubuhnya tinggi akan dimasukkan ke dalam data dan dilakukan pemantauan untuk penanganan tindak lanjut. Selama tidak hujan, penyemprotan dilakukan semaksimal mungkin.

Pemantauan secara berkala di batas kota memang harus dilakukan, agar memperkecil peluang penyebaran COVID-19 di Sukabumi. Seorang warga Sukabumi telah meninggal dunia, berdasarkan hasil rapid test positif corona, tetapi hasil swab negatif dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta. Namun penguburannya ditangani dengan Layak sesuai Protokol kesehatan.

Warga diharapkan tetap menjaga kesehatan, cuci tangan pakai sabun, dan di rumah saja dalam kondisi darurat. Pemerintah Pusat juga sudah meminta setiap orang yang keluar rumah harus menggunakan masker.

Baca juga : 3 ALASAN KENAPA BILIK DISINFEKTAN DILARANG DIGUNAKAN OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *