Petani Muda Bawang Merah Sukabumi: Menuliskan Kisahnya Dalam Artikel Populer

Petani Muda Bawang Merah Sukabumi: Menuliskan Kisahnya Dalam Artikel Populer

Petani Bawang Merah Sukabumi menunjukkan kalau bisa eksis di sektor pertanian. Seiring berkembangnya kemajuan zaman beserta kecanggihan teknologi yang sangat pesat, ada sedikit kemirisan dan kekhawatiran dari kacamata petani. Petani semakin sulit menjalani hidup. Tubuhnya tinggal di selimuti kulit dan tenaga yang tidak gagah lagi.

Secara tidak sadar kita lupa bahwa asupan gizi yang kita makan sehari hari berasal dari tanah yang di olah dan diracik sedemikian rupa oleh para petani. Apa jadi nya bila petani padi sudah tidak produktif lagi? Bagaimana apabila petani tidak konsisten lagi menanam tanaman sayur mayur? Sungguh sangat riskan, bukan?

Sebelum semuanya terlanjur terlelap dalam hiruk-pikuk modernisasi zaman. Semoga kita akan segera sadar bahwa aspal dan beton tidak sedap untuk disantap.

Selain itu, regenerasi petani pada kaum muda juga perlu dilakukan. Kalau tidak, siapa yang bakal melanjutkan sebagai penerus petani yang sebagaian besar telah berusia tua. Bukan tidak ada pemuda yang tertarik turun di lahan pertanian, namun sektor tersebut kerap identik dengan pekerjaan kotor dan tidak menguntungkan. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mendekatkan kaum muda agar mau menjadi petani.

Menciptakan Minat Generasi Petani Muda yang Berkelanjutan di Sukabumi   

Petani Bawang Merah Sukabumi, Juara 1 Lomba Menulis Artikel Populer
Petani Bawang Merah Sukabumi, Juara 1 Lomba Menulis Artikel Populer

Untuk menumbuhkan minat dan bakat dalam sektor pertanian, ada banyak program program petani muda. Tujuanya agar wajah kaum tani tidak hanya diwarnai wajah para orang tua dan giliran “yang muda yang bertani” mulai mengambil peran. Sehingga, terciptanya regenerasi petani yang berkelanjutan

Salah satu program yang melibatkan para pemuda digagas oleh Akatiga yang merupakan lembaga penelitian dan program pembangunan yang berpusat di Kota Bandung. Akatiga membuat program Ayo Jadi Petani Muda. Lalu, membuat Festival Petani muda yang menjadi wadah bagi para pemuda yang tertarik di dunia pertanian untuk berbagi pengalaman.

Saya melihat program ini sebagai jalan membuka jalan untuk menunjukkan kalau masih banyak anak muda yang tertarik di dunia pertanian. Tidak melewatkan kesempatan untuk turut terlibat dalam kompetisi video pendek, photo story, artikel dan challenge. Saya menulis sebuah artikel popular dengan Judul “Hidup Menjadi Petani Muda Bawang Merah Pertama di Kaki Gunung Gede Pangrango.”

Sejujurnya, saya tidak menyangka tulisan saya menjadi juara 1 artikel populer. Dari tulisan itu saya ingin menunjukkan anak muda bisa bertani bahkan menanam bawang merah yang belum pernah dilakukan sebelumnya di dataran tinggi di Sukabumi. Dari proses belajar menanam bawang merah, akhirnya menjadi sumber penghidupan. Bawang merah adalah komoditas holtikultura yang bertahan lama dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Petani Bawang Merah Sukabumi Terus Menulis Tentang Kegiatan di Sektor Pertanian

Setelah menjadi pemenang lomba menulis, hal itu tidak membuat saya menjadi besar kepala. Namun harus lebih giat lagi membuat tulisan untuk menjelaskan tentang praktik bertani di lahan perkebunan. Hingga saya berkesimpulan bahwa, jika satu peluru hanya bisa memecahkan satu kepala orang. Maka dengan satu tulisan beribu ribu kepala bisa dirubah pemikirannya.

Terima kasih untuk semua orang yang terus mendukung kegiatan saya di sektor pertanian. Dari Komunitas Sabumi Volunteer, saya belajar aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan praktik menulis. Melalui petani yang perpengalaman khusunya orang tua dan kawan petani lainnya, saya terus bersemangat terus menjadi Petani Muda. Terus bekerja dan berkarya demi regenerasi petani muda yang berkelanjutan terutama di Sukabumi.

Ditulis oleh: Firdaus Agustian (Pemenang 1 Lomba Menulis Artikel Populer yang diadakan Lembaga Penelitian Akatiga).

Artikel menarik lainnya: Aplikasi Datatani.com Saatnya Petani dan Peternak Bikin Data Digital

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *