Tidak Ada yang Bisa Melumpuhkan Cita-Cita Ratih: Harapan Masa Depan Seorang Gadis Disabilitas di Pelosok Sukabumi

Tidak ada yang bisa melumpuhkan cita-cita Ratih sampai hari ini. Sabumi Volunteer merasa senang ketika mendapat kabar dari perwakilan DT Peduli akan membiayai sekolah Ratih di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Rasanya masih segar diingatan ketika pertama kali bertemu Ratih Tahun 2016. Ayahnya bercerita kalau gadis kecilnya memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu ingin menjadi seorang dokter. Harapan masa depan itu diketahui dari buku harian milik Ratih.
Air mata perlahan menetes dari ujung kedua bola mata sang ayah. Gemetar kedua tangan sang ayah tak kuat dikala membuka lembar demi lembar halaman buku harian itu. Kaa demi kata mengali dari tulisan tangannya.
“Walau pun ejekan terkadang selalu aku terima dari hampir semua orang, tetapi aku tetap bercita-cita ingin menjadi seorang dokter kelak. Agar aku bisa membantu semua orang di kampung halamanku yang sakit dan membutuhkan pertolongan seorang dokter,” Tulis Ratih.
Catatan Ratih menampar perasaan hati terdalam sang ayah hingga tak kuasa berkali-kali menitikan air mata. Buku harian itu berisi tentang sebuah mimpi, harapan dan cita-cita besar dari seorang anak pelosok penyandang lumpuh permanen. Ratih seorang anak perempuan disabilitas yang bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.
Waktu itu, Ratih tengah berjuang keras untuk sembuh dan terlihat sangat bersemangat terus sekolah demi meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Semangat dan Cita-Cita Ratih yang Terus Mekar Hingga Saat ini
Kini, Ratih tetap bertahan dan terus bersekolah, walaupun terkadang terdengar omongan miring. Gadis kecil itu mengetahui kalau cita-citanya itu dianggap mustahil bisa terwujud.
“Untuk apa menyekolahkan anak tinggi-tinggi dengan kondisi dan segala keterbatasan nya itu. Toh akhirnya ia pasti seperti anak-anak yang lainnya diam di rumah atau pasti si anak dibawa sang suami pindah untuk urus semua rumah tangga yang di binanya esok hari .”
Namun semua itu cukup didengar dan dilupakan saja. Omongan miring dijadikan motivasi hebat untuk terus menguatkan keyakinan bahwa esok di kemudian hari dirinya harus berhasil. Ratih ingin sekolah setinggi-tingginya dan bisa mencapai kesuksesan lewat dunia pendidikan yang saat ini di tempuhnya.
Yakini dan buktikan cita-cita masa depan penuh misteri itu bisa terwujud. Tidak ada yang bisa membatasi harapan tinggi yang sangat kuat sudah dipupuk di pikiran Ratih seorang anak perempuan yang tak bisa berjalan tanpa bantuan tongkat ditangannya. Semesta maha baik, semua kembali padaNya yang sudah menggariskan kehidupan seseorang. Manusia dan lingkungan bisa menjadi cukang lantaran cita-cita besar tersebut.
Alhamdulillah, DT Peduli membantu mewujudkan Mimpi dan harapan Ratih Indriyani untuk tetap melanjutkan pendidikan terjawab sudah. Ia kan menjadi Santri Baitul Qur’an DT Peduli dan dijemput langsung dari rumahnya di Kampung Cipancer, Kabupaten Sukabumi.
DT Peduli berharap Ratih insyaAlloh siap menjadi hafidzah dan menjadi dokter. Dukung ratih agar diberi kemudahan dalam menuntut ilmunya. Semoga Ratih bisa melanjut kan pendidikan dan bisa menggapai semua cita-cita serta mimpi besarnya.