Perjalanan Sepeda Onthel: Pelajaran Memanusiakan Manusia Membantu Penandu Orang Sakit

Kami senang melakukan perjalanan baik itu dalam misi kerelawanan sosial, maupun untuk liburan, seperti perjalanan Sepeda Onthel Sabumi Volunteer kali ini. Ada sebuah peribahasa tentang sebuah perjalanan, katanya begini, ” Perjalanan itu awalnya akan membuat kamu kehabisan kata-kata, namun setelahnya kamu malah menjadi seorang pencerita.
Sebuah perjalanan dapat mambuat kamu melihat lebih banyak hal dan memahami apa yang terjadi pada semesta. Belajar mengendalikan diri sendiri dan menemukan gagasan baru dari apa yang kita lihat selama perjalanan. Kamu akan takjub dengan sesuatu yang baru dilihat dan merasa menemukan cakrawala kehidupan. Namun bisa juga sebaliknya menjadi berpikir kenapa manusia tidak melakukan yang terbaik bagi manusia lainnya.
Memanusiakan Manusia Dalam Perjalanan Sepeda Onthel
Kamu mungkin akan merasakan dan mengalaminya selama perjalanan dan menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan. Tulisan ini adalah tentang nilai kemanusiaan yang dialami dalam sebuah perjalanan.
Ceritanya begini, ketika melakukan perjalanan menuju suatu tempat nan indah di Sukabumi. Kita lagi menggowes dan di sisi jalan ada segerombolan orang lagi mengangkut orang sakit dengan selembar kain sarung. Orang sakit tersebut di tandu memakai sebatang bambu.
Sayangnya, tidak ada yang peduli dengan upaya orang-orang yang membawa tandu tersebut. Secara kebetulan rombongan Sabumi Volunteer melewati orang yang membawa orang sakit tersebut.
Kita pun spontan berhenti untuk membantu keluarga tersebut dan meminta bantuan mobil yang lewat untuk mengantar pasien tersebut pulang ke rumahnya. Syukurnya kebetulan kendaraan yang kita cegat adalah mobil Kepolisian Sukabumi yang baru pulang dari acara Milenial Safety yang diadakan di Alun-Alun Kota Sukabumi.
Keluarga tersebut mungkin tidak mempunyai dana untuk menyewa mobil atau ambulan untuk membawa pulang anggota keluarganya dari rumah sakit ke rumahnya. Alhamduliah bisa dilakukan evakuasi seadanya.
Setelah dievakuasi, kita melanjutkan gowes kita. Hal yang lebih menariknya di sisi sebelah jalan itu ada warung warga. Mereka ternyata kenal dengan keluarga tersebut, namun tidak melakukan apa-apa. Setelah kita tanya, orang yang ada di warung tidak mejawab apa-apa dan bilang, “Terimakasih ya Aa.”
Agak heran sebenarnya, ketika melihat orang tidak berupaya untuk memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kesusahan, seperti upaya untuk membantu orang-orang yang membawa orang sakit dengan tandu tersebut.
Dari tulisan ini, ada sebuah hal yang didapat dari sebuah perjalanan, yaitu “Memanusiakan manusia bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Kamu hanya butuh peka terhadap apa yang dilihat, dengar, dan rasakan selama perjalanan.
Ditulis oleh Sunday
Salam Kongres