Fri. Apr 19th, 2024
    Panggilan Jiwa RelawanPanggilan Jiwa Relawan

    Ketika bencana datang, serta merta panggilan jiwa para relawan datang. Terhentak dengan kejadian yang terjadi dan langsung memutuskan pergi ke lokasi bencana. Rangkaian kejadian bencana alam yang datang di tanah air akhir-akhir ini selalu menyisakan duka yang sangat mendalam bagi para korban terdampak.

    Mereka yang menjadi korban mengalami trauma dan duka yang sangat mendalam. Karena tidak sedikit dari mereka telah kehilangan harta benda bahkan sampai kehilangan nyawa anggota keluarga yang mereka cintai. Bahkan sampai saat ini, belum ada satu pun ilmu pasti yang bisa menolak atau pun melawan bencana yang setiap saat datang mengintai negeri kita ini.

    Bencana alam bergantian menghampiri berbagai daerah, dari gempa besar yang meluluhlantakan sebagian besar provinsi Lombok. Bencana alam gempa dan tsunami di kota Palu. Longsoran gunung anak krakatau di selat Sunda yang menyebab kan gelombang tsunami di sepanjang pesisir Banten dan Lampung. Hingga baru-baru ini kejadian bencana tanah longsor pada moment pergantian tahun di Kabupaten Sukabumi, yang telah menelan satu kampung beserta 33 korban jiwa.

    Melihat berbagai kejadian bencana tersebut. Tim SAR dan Para relawan seluruh Indonesia senantiasa disibukan dengan berbagai kejadian bencana alam. Mereka terlihat bahu membahu, datang silih berganti untuk membantu para korban di bergai titik lokasi bencana.

    Panggilan Jiwa Para Relawan Atas Dasar Nilai Kemanusiaan

    Atas dasar kemanusiaan dan tidak terlepas dari sebuah panggilan hati, para relawan yang terkoordinir dalam sebuah payung organisasi, atau pun relawan yang bergerak perorangan. Mereka terlihat dan terlibat berjuang langsung untuk membantu bahkan mempertaruhkan jiwa dan raga nya di berbagai lokasi bencana. Ketika orang-orang serta para korban di lokasi bencana di hinggapi rasa takut dan rasa trauma akan kejadian yang menimpa. Bahkan mencoba untuk menjauh dari lokasi rawan bencana sampai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Para relawan justru berfikir terbalik, mereka malah datang ke lokasi bencana tanpa rasa takut.

    Mereka datang seolah menantang maut, demi sebuah tujuan membantu. Datang dari berbagi juru dengan misi membantu sesama. Dari mulai tindakan evakuasi, emergency, memberikan pertolongan medis, dan pendistribusian logistik. Hingga relokasi dan rekontruksi lokasi pasca bencana. Mereka datang untuk membatu berkontribusi dalam hal terkecil dan sederhana sampai membantu berkontribusi dalam skala besar.

    Pengalaman yang paling berharga bagi mereka yang pernah bergabung dalam membantu misi kemanusiaan tidak akan ternilai dengan apapun. Berbagai pengalaman berharga dan ilmu diperoleh dalam mengantisipasi bencana alam yang terjadi. Sifat tolong menolong, gotong royong serta kebersamaan akan sangat terlihat jelas jika berada di suatu lokasi bencana. Mereka berjuang tanpa lelah, tanpa melihat suku, ras dan agama atau pun perbedaan lainnya. Hal yang sangat mengharukan dan bangga menjadi warga negara Republik Indonesia ini adalah ternyata masih banyak orang-orang tulus dan tanpa pamrih. Mereka bergerak membantu dan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.

    Para Relawan Datang Dari Penjuru Nusantara

    Panggilan jiwa para relawan datang ke berbagai lokasi daerah. Mereka datang dari berbagai penjuru nusantara dan bergabung menjadi satu di berbagai posko dan titik lokasi bencana. Seperti yang terlihat di lokasi bencana tanah longsor Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi awal tahun ini, ada sekumpulan relawan yang berasal dari daerah Jawa Tengah, mereka datang ke Sukabumi dengan menggunakan kendaraan roda empat sampai sepeda motor.

    Bahkan, ada beberapa anggora timnya yang datang langsung, selepas bertugas menjadi relawan di lokasi bencana alam, Lombok, Palu, Banten dan langsung. Datang membantu di Lokasi Bencana tanah longsor Sukabumi, tanpa pulang terlebih dahulu ke rumahnya. Mereka datang tanpa sebuah undangan, datang murni atas panggilan hati dan jiwa dengan satu misi, yaitu, kemanusiaan. Meski berasal dari berbagai kota dan bendera yang berbeda. Alangkah indahnya mereka selalu bahu-membahu berjuang, berkumpul menjadi satu komando, satu kekuatan, tanpa saling meninggikan ego dan bendera masing-masing.

    Ada hal yang menarik dalam tubuh tim mereka dan sangat patut kita apresiasi, salah satu kunci yang membuat mereka solid untuk menjadi satu tim tangguh hingga saat ini adalah kebersamaan. Dan, kebersamaan lah, yang menjadi kan mereka sebuah tim tangguh dengan julukan. Tim pemburu korban tanah longsor. Dengan andalan beberapa mesin alcon atau alat pompa air kekuatan tinggi yang mereka miliki, dengan biaya operasional hasil patungan sesama anggota.

    Di setiap lokasi bencana mereka berjuang tanpa lelah

    mereka senatiasa bergelut dengan tanah lumpur, mencari para korban yang tertimbun tanah, tanpa merasa jijik akan bakteri dan penyakit, atau terlihat takut akan bahaya longsor susulan yang mengancam jiwa dan keselamatan mereka. Kebersamaan dan kesolidan membawa mereka menjadi sebuah tim yang patut menjadi tauladan berbagai pihak serta relawan lain nya, berjuang tanpa pamrih, berjuang tanpa ingin menunjukan bendera masing-masing.

    Unik nya mereka menjadi kan hewan celeng ( babi hutan ), sebagi filosopi perjuangan sekaligus menjadi nama atau wadah perjuangan mereka. Karena menurut salah satu dari mereka, hewan celeng itu kalau sudah bergerak melangkah ke depan pasti tidak akan bisa berbelok atau mundur ke belakang. Dan The Celengers Indonesia, mempunyai slogan ” Pantang pulang sebelum korban tertimbun di temukan”.

    Baca juga : Penumpang dan Sopir Taksi Online Dibunuh, Siapa yang Bertanggung Jawab

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *