Anak Bisa Cuci Piring Sendiri itu Kan Luar Biasa, Perlu Dibiasakan di Rumah

Anak Bisa Cuci Piring Sendiri itu Kan Luar Biasa, Perlu Dibiasakan di Rumah

Anak bisa cuci piring secara tiba-tiba. Sejak menempuh Pendidikan di Sekolah Alam Indonesia Sukabumi, Arden makin pintar membersihkan piring sendiri. Orang tua pasti senang melihat anak memiliki kemampuan yang dilakukan sehari-hari. Saya salut untuk ini kok bisa-bisanya dia beresin itu piring kotor di wastafel.

Sebagai laki-laki batak, saya sungguh tak biasa dengan urusan mencuci piring. Dapur bukan milik laki-laki bagi suku Batak. Begitu pula, saya tak bias memasak, termasuk masak mie. Masak mie instan emang jarang sih di rumah. Soalnya kena marah mamak. Kecuali, pengen banget, diam-diam deh masak mie.

Anak Bisa Cuci Piring Sendiri Sejak Kecil, Sang Ayah Tak Pernah Melakukannya

Dunia patriarki yang saya emban ini berubah pada anak semata wayang saya. Dia bisa mencuci piring dan mulai belajar masak sama ibunya. Anak saya kelas 2 SD.

Soal mencuci piring sendiri diperoleh di Sekolah Alam. Setiap anak wajib membersihkan piring atau tempat makannya sendiri setelah makan. Sewaktu menjemput si kecil, saya sering melihatnya berlari-larian menuju tempat mencuci piring. Hebat!

Beberapa kali saya dapati, anak saya menyapu ruang tamu juga. Kalau sudah begitu, saya suruh menyapu kamar dan dapur sekalian. Lumayan kan langsung bersih serumah sekalian. Soal menyapu ini pun didapat di sekolah. Rupanya, ada tugas bergantian membereskan ruang kelas selepas belajar.

Ruang kelas tanpa kursi dan cuma meja kecil untuk alas menulis sambil duduk. Kadang meja itu ya jadi alat mainan anak-anak di kelas juga.

Kebiasaan anak bisa mencuci piring, memasak, menyapu, membuat Arden tampak mandiri. Dia lebih cakap sebagai anak kecil, apapun diupayakannya sendiri. Dari kecil, Arden sudah belajar “pekerjaan rumah” dari sekolah. Akhirnya menular dalam kegiatan di rumah.

Kalau dipikir-pikir bersyukur juga melihat anak kecil pelan-pelan tumbuh kembangnya menjadi pribadi yang mandiri.

Sebelum sekolah, sebagai orang tua ada beberapa hal pula yang dikenalkan pada si kecil, membuang sampah di tongnya, rela antri, dan menyapa orang sekitar. Soal antri ini melekat banget dalam perilaku anak saya.

Kata gurunya, anak saya selalu sabar menunggu dalam mengumpulkan tugas, tidak terburu-buru, dan jadi anak selow. Selow aja di Sekolah sampai enggak mau pulang. Ajaran tentang antri itu melekat di pikiriannya.

Perpaduan praktik Cuci Piring dengan Kebiasaan Anak-Anak

Jadi intinya, perpaduan Pendidikan di rumah dan sekolah bisa melekat dengan baik pada diri anak. Asal, diajarin aja terus berulang-ulang sejak kecil. Anak akan menjadi terbiasa mandiri dan tidak mengandalkan orang tua untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah.

Kegiatan cuci piring adalah salah satu aktivitas yang bisa dilakukan siapapun, termasuk anak-anak. Setelah makan mereka pasti memiliki piring kotor dan anak-anak bisa langsung mencuci sendiri. Sehingga bisa langsung bersih kembali. Apalagi Piring merupakan alat yang digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan secara berulang-ulang.

Melalui kemampuan mencuci pakaian, anak-anak bisa belajar mandiri dari kebiasaan mencuci piring. Kemandirian dalam kehidupan sangat penting diajarkan sejak dini, agar anak-anak tidak tidak bergantung pada orang lain seumur hidup. Kemampuan Kemandirian adalah bisa mengurus diri sendiri, seperti mandi, berpakaian, bersepatu, menyikat gigi, dan mengurus barang-barang milik sendiri.

Ditulis oleh : Orang Tua Siswa Sekolah Alam Indonesia Sukabumi

Baca juga : GARA-GARA BENANG GELASAN LAYANGAN SEORANG ANAK HARUS MERASAKAN 17 JAHITAN DI MUKANYA

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *