Andai Saja Ayah dan Ibu Kamu Yang Meninggal Karena Virus Corona

Sekumpulan warga menolak penguburan mayat di dekat tempat tinggalnya, andai Saja Ayah dan Ibu Kamu Yang Meninggal Karena Virus Corona. Pedihnya pasti bukan main. Bagaimana mungkin ada orang yang menolak penguburan jenazah dan apapun alasannya hanya orang jahat yang melakukannnya.
Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat menyampaikan COVID-19 merupakan masalah bersama dan setiap keputusan berdasarkan pengetahuan. Termasuk terkait dengan ketakutan penguburan mayat yang akan menyebarkan virus corona. Kang Emil menegaskan isu itu tidak benar. Ketika inangnya mati, maka virus akan mati dan tidak akan berdampak pada masyarakat sekitar area pemakaman. Protokol penguburan sesudah sesuai dengan standar WHO. Sehingga sudah sangat aman.
Ia mengajak masyarakat tidak takut dan berempati. Bayangkan jika orang yang meninggal adalah anggota keluarga kamu. Kondisi keluarga sudah sangat berduka, masyarakat harus toleran dan tidak menambah stigma. Bangkitkan rasa peduli atas nama kemanusiaan sebagai sesama bangsa. Bangsa Indonesia yang sedang berduka.
ILMU dan PENGETAHUAN adalah dalam Penanganan Orang yang Meninggal Karena Virus Corona
Penolakan penguburan mayat menunjukkan ketidaktahuan dan hilangnya rasa empati terhadap orang yang sedang berduka. Sehigga tidak boleh ada lagi protes dan pengusiran ambulan yang ingin melakukan pemakaman pasien COVID-19. Ridwan Kami menjelaskan virus tersebut akan mati 7 jam setelah pasien meninggal dunia. Jadi, Tidak perlu khawatir berlebihan.
Berikut yang dilakukan Rumah Sakit dalam melakukan prosedur pengamanan terhadap risiko penyebaran virus corona:
- Disemprot desinfektan.
- Dibalm/balsem.
- Dibungkus plastik.
- Ditutup peti mati.
Prosedur tersebut melindungi para dokter, tenaga medis, pembawa jenazah, dan orang yang menggali kubur pasien virus corona. Untuk kondisi darurat saat ini, masyarakat harus membangun rasa berempati kepada mereka yang sedang berduka. Tidak boleh ada provokasi tanpa dasar ilmu. Setiap orang harus waspada dengan rasional, bukan waspada emosional.
Para pertusgas pun harus melindungi diri sebelum mengurus jenazah, dengan memakai pakaian pelindung, sarung tangan, dan masker. Penyimpanan pakaian pelindung tidak boleh disimpat ditempat yang sama dengan pakaian biasa. Dilarang makan, minum, merokok, serta memegang wajah ketika di ruang penyimpanan jenazah, autopsi, dan tempat untuk melihat jenazah. Mereka juga selalu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan alkohol. Mari peduli, bayangkan kalau yang meninggal itu Ayah dan Ibu kamu.