Opini

Kenapa Pelaku Kejahatan Seksual Seperti Saipul Jamil Tidak Bisa Dimaklumi Apalagi Dielu-Elukan?

Kenapa Pelaku Kejahatan Seksual Seperti Saipul Jamil Tidak Bisa Dimaklumi Apalagi Dielu-Elukan? Karena Kekerasan seksual dapat mengakibatkan trauma bagi anak. Kasus kekerasan seksual sering tidak terungkap disebabkan sikap penyangkalan terhadap peristiwa yang telah terjadi.

Kasus kekerasan seksual pada anak-anak semakin diperparah ketika mereka tidak menyadari bahwa dirinya menjadi korban. Bahkan, kerap sulit mempercayai orang lain dan merahasiakan peristiwa pencabulan yang mendera dirinya.

Anak juga cenderung menjadi takut untuk melaporkan karena mereka merasa terancam dan khawatir mendapat tindakan buruk jika melapor. Anak merasa malu dan tidak mau bercerita tentang kejadian kekerasan seksualnya.

Tidak jarang, kekerasan seksual tidak etrungkap karena penilaian bahwa pencabulan seolah kesalahan anak-anak yang menjadi korban. Anak pun menjadi semakin malu dan takut kalau kasus yang terjadi bisa membuat malu nama keluarga. Akhirnya korban menjadi tidak berdaya dan tersiksa ketika berupaya mengungkap peristiwa pelecehan seksual tersebut.

Pelaku Kejahatan Seksual Tidak Bisa Dimaklumi

Dengan alasan trauma dan dampak terhadap korban, pelaku kejahatan seksual tidak bisa dimaklumi. Meski, pelaku telah bebas dari menjalani hukuman, tindakan pencabulan tetap melekat pada dirinya. Sementara korban tetap merasakan trauma jangka panjang.

Banyak netizen yang menolak pelaku pelecehan seksual muncul di depan publik. Sehingga tidak heran petisi melalui change.org “Boikot Saipul Jamil Mantan Narapidana Pedofilia tampil di televisi nasional dan youtube,” banyak mendapat dukungan masyarakat.

Ketahuilah, trauma akibat kekerasan seksual pada anak tidak mudah dihilangkan apabila tidak ditangani oleh ahlinya. Anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan merasakan dampak jangka pendek dan jangka panjang.

Jangka pendeknya seperti mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan terhadap orang lain, dan konsentrasi semakin buruk yang berakibat kepada kondisi kesehatan.

Dampak jangka panjang dari pelaku kekerasan seksual bisa membuat anak terganggu secara emosional dan fisik. Anak dapat mengalami stress, depresi, goncangan jiwa, perasaan bersalah, dan takut melakukan kontak dengan orang lain. Bayangan kejadian kekerasan seksual akan melekat lama pada anak yang mendapat kekerasan seksual.

Trauma yang Dialami Korban Pelecehan Seksual

Ada beberapa trauma yang bisa terjadi pada anak korban kekerasan seksual, antara lain:

  • Kehilangan rasa percaya terhadap orang lain, apalagi kalau perlaku ternyata orang terdekat.
  • Trauma secara Seksual yang membuat enggan melakukan hubungan seksual di masa depan karena pernah menjadi korban kekerasan.
  • Merasa Tidak Berdaya dan dampaknya membuat rasa takut, Mimpi buruk, dan rasa kecemasan yang dialami oleh korban.
  • Korban kekerasan seksual menjadi merasa bersalah setelah mendapat stigma. Dampaknya merasa malu dan tidak berdaya serta terus berupaya terus melupakan kerjadian yang dialami. Sementara, stigma sebagai korban pelecehan seksual melekat pada korban.

Lalu, bayangkan saja kalau pelaku pelecahan seksual tersebut malah melenggang bebas tanpa rasa malu dihadapan publik. Seperti Saiful Jamil yang malah seperti disambut layaknya seorang pahlawan dan menebar senyum seolah tak pernah melakukan kejahatan apapun sebelumnya.

Dari pejelasan di atas cukup menjawab kenapa pelaku kejahatan seksual seperti Saiful Jamil tidak bisa dimaklumi. Bahkan pendukung petisi di change.org telah mencapai di atas 300.000 orang.

Jangan sampai korban pelecehan seksual yang merasa trauma jangka panjang, sebaliknya pelaku bisa menjalani kehidupan tanpa rasa bersalah menjadi publik figur dan muncul kembali di dunia pertelevisian. Lalu, ditonton oleh anak-anak di Indonesia.

Artikel menarik lainnya: Petisi Boikot Saiful Jamil dari Tampil di Televisi Nasional, Kok Bisa Pelaku Pencabulan Dielu-Elukan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *