Mengejutkan 4.033 Kasus COVID-19 Arab Saudi dan 150 Orang Anggota Kerjaan Terjangkit

Negara Arab Saudi pun mendapat serangan COVID-19 yang tidak sedikit, setidaknya tejadi 4.033 kasus positif dan dilaporkan 52 orang meninggal dunia. Hal yang mengejutkan sebanyak 150 orang anggota kerjaan dikabarkan terinfeksi virus corona. Disebutkan pula Pangeran Saudi, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud – gubernur ibukota Riyadh berusia 70 tahun dalam perawatan intensif. Sehingga, Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) pun mengasingkan diri untuk menghindari wabah.
Kondisi tersebut membuat Pemerintah memberi peringatan kepada anggota kerajaan untuk waspada. Ada ribuan pangeran yang perg secara teratur ke Eropa dan diyakini telah tertular virus dari luar negeri dan membawanya ke Arab Saudi. kata laporan itu.
Karena wabah COVID-19 pula, membuat Pemerintah Kerjaan Arab Saudi membatasi dan semapat menutup situs-situs suci Agama Islam, seperti Mekah dan Madinah. Umrah pun dilarang untuk mencegah penyebaran virus yang leih luas. Jumlah perjalanan masuk dan keluar antar negara tersebut dan provinsi sebagian besar telah dibatasi. Meski begitu belum ada kabar mengenai jadwal Ibadah Haji tahun 2020. Pada tahun lalu, sekitar 2,5 juta orang melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk beribadah haji.
Jumlah Warga Arab Saudi Tertular COVID-19 Diduga Akan Terus Bertambah
Beberapa penelitian mempredikasi terjadi penambahan kasus positif dalam beberapa minggu ke depan dan diperkirakan sedikitnya 10.000 akan tertular dan paling fatal hingga 200.000 kasus. Pihak kerjaan telah melakukan lockdown di ibukota Riyadh, Tabuk, Dammam, Dhahran dan Hofuf. Kebijakan ketat juga diambil dengan menutup kota-kota suci Mekah dan Madinah dengan melarang orang masuk dan keluar.
Seperti di belahan dunia lainnya, negara Arab Saudi juga terpukul secara ekonomi. Pemerintah telah membuat kebijakan menutup bioskop, mal dan restoran. Sebagian jadwal penerbangan pun ditunda dan dibatalkan sebagai langkah upaya untuk mengendalikan virus. Wabah corona juga membuat kerugian karena jatuhnya harga minyak.
Meski begitu, Arab Saudi akan membiayai pengobatan pasien terinfeksi coronavirus sesuai yang disampaikan menteri kesehatan. Sementara itu, kementerian pertanian mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pasokan gandum dan ternak di tengah kekhawatiran akan kekurangan pangan secara global.