Jepang yang Dikenal Hidup Bersih pun Mengumumkan Kondisi Darurat Virus Corona

Jepang yang Dikenal Hidup Bersih pun Mengumumkan Kondisi Darurat Virus Corona

Berbagai negara sangat kelimpungan menghadapi wabah virus corona, negara Jepang yang dikenal masyarakatnya hidup bersih pun mengumumkan kondisi darurat. Kasus positif virus corona mencapai 3.654 orang, 73 kasus meninggal dunia, dan 592 berhasil sembuh.  Lonjakan yang tingginya kasus COVID-19 membuat Perdana Menteri Shinzo Abe, meminta meminta warga untuk tetap di rumah seiring dengan pengumuman kondisi keadaan darurat di negeri tirai bambu tersebut.

Masa darurat diumumkan setidaknya hingga 6 mei 2020. Wilayah frefektur yang menjadi perhatian, antara lain Tokyo, Osaka, Saitama, Kanagawa, Chiba, Hyogo, dan Fukuoka. Perdana menteri meminta warga mengurangi interaksi  70-80 persen selama sebulan. Kebijakan tersebut diambil karena diprediksi pasien bisa  mencapai 10.000 dalam dua minggu dan 80.000 dalam satu bulan.

Pembatasan interaksi dinilai menjadi kunci untuk memperkecil penyebaran virus corona. Seperti di Indonesia, warga diminta menghindari area ramai, menjaga jarak sosial dan menggunakan masker. Tujuannya untuk melindungi orang lain dan diri sendiri.

Kecemasan Tentang Fasilitas Kesehatan dan Kondisi Ekonomi Saat Masa Darurat Virus Corona Jepang

Keputusan darurat COVID-19 sebagai gambaran semakin cemasnya Pemerintah Jepang akan sistem kesehatan, kondisi ekonomi, dan hilangnya sumber mata pencaharian penduduk. Perdana menteri pun mendapat tekanan dari para tenaga kesehatan dan anggota parlemen untuk mengambil tindakan cepat sebelum terlambat. Sebelum dampaknya semakin luas di negeri tersebut.

Searah dengan kebijakan tersebut, gubernur dari tujuh prefektur memiliki wewenang untuk meminta penduduk tetap tinggal di rumah saja. Penduduk boleh keluar rumah untuk kegiatan penting, seperti belanja dan kebutuhan perawatan medis.

Pemerintah Jepang memberi kepastian tetap tersedianya kebutuhan listrik, pasokan air dan gas selama masa darurat. Unit usaha tetap dibuka seperti supermarket, toko serba ada, toko obat, bank, kantor pos dan transportasi umum. Sarana fasilitas umum diminta ditutup, seperti sekolah, universitas, fasilitas penitipan anak, bioskop, dan fasilitas lainnya.

Shinzo Abe pada hari menyatakan akan meningkatkan  polymerase chain reaction (PCR) menjadi 20.000 per hari. Selain itu, menyediakan lebih banyak tempat tidur di rumah sakit dan memberi prioritas perawatan  bagi pasien dengan gejala serius dari 28.000 menjadi 50.000. Selain itu, sekitar 15.000 ventilator disiapkan untuk mengobati COVID- 19 pasien.

Pemerintah Jepang menegaskan selama kondisi darurat, warga harus tetap di rumah untuk menghindari siatusi negara yang menjadi semakin buruk.

Baca juga : Alasan orang berbohong dan Anda Mungkin juga Melakukannya

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *