Italia Berniat Longgarkan Status Lockdown Setelah 17.699 orang telah meninggal

Italia Berniat Longgarkan Status Lockdown Setelah 17.699 orang telah meninggal

Italia mulai melihat kemungkinan untuk meringankan status lockdown pada akhir April 2020. Seiring jumlah kematian hariannya turun secara drastis yang pernah dialami 919 kematian (pada 27 Maret 2020), dan turun perlahan hingga 542 kematian per hari.  Total kasus yang terkonfirmasi COVID-19 mencapai 139.422 (termasuk yang meninggal dan pulih).

Perdana Menteri Perdana Menteri Giuseppe Conte menyaatakan bahwa status lockdwon nasional di Italia sejak 9 Maret dapat dikurangi secara bertahap. Italia menjadi salah satu negara dengan kasus kematian terburuk di dunia, karena tingkat infeksi dan angka kematian akibat virus corona yang sangat tinggi. Angka kasus kematian yang perlahan turun membuat perdana menteri ingin mengaktifkan aktivitas pada sektor tertentu.

Tren penurunan kasus infeksi membuat harapan baru bagi Pemerintah Italia sedang mendekati masa puncak penularan. Jumlah orang yang pulih un semakin meningkat. Kondisi tersebut membuat tenaga kesehatan dan pihak rumah sakit lebih lega karena tidak menanggung terlalu banyak korban positif virus corona. Adapun wilayah episentrum wabah adalah Lombardy utara dengan jumlah kematian 8.656 korban. Angka tersebut menunjukkan lebih dari setengah dari jumlah total kematian berada di sana.

Italia Melonggarkan Status Lockdown Jika Kondisi Semakin Membaik

Italia masih dalam status keadaan darurat dan Pemerintah Italia memperpanjannya setidaknya hingga 13 April. Kondisi tersebut membuat penutupan total dan menghentikan sebagian besar kegiatan produksi dan bisnis di Italia sudah sebulan.  Perdana Menteri Giuseppe Conte akan melonggarkan status lockdown, jika disetujui oleh para ilmuwan, sehingga belum ada tanda-tanda batas untuk  akhir masa darurat di negeri Pizza tersebut.

Negeri tersebut emiliki angka kematian tertinggi kasus COVID-19  mencapai 10%, jauh lebih tinggi dari rata-rata kematian global sekitar 3,4%, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Alasannya faktor usia penduduknya yang memiliki populasi tertua di Eropa. Sekitar 23% penduduk berusia 65 tahun atau lebih.

Banyak kasus kematian yang terjadi pada orang yang berusia 80-an, dan 90-an. Usia yang sangat rentan terhadap komplikasi penyakit penyerta. Sehingga, dampaknya proporsi kasus terjadi lebih besar pada lanjut usia di Italia dibandingkan kasus  yang terjadi di  China.

Baca juga : Jepang yang Dikenal Hidup Bersih pun Mengumumkan Kondisi Darurat Virus Corona

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *