Tidak Disiplin Physical Distancing yang Akhirnya Membunuh Kita

Tidak Disiplin Physical Distancing yang Akhirnya Membunuh Kita

Tidak Disiplin disebut menjadi persoalan dari masyarakat untuk menjalankan pembatasan fisik  atau Physical Distancing antara manusia di Indonesia. Padahal, imbauan menjaga jarak secara fisik menjadi kunci untuk mencegah semakin luasnya penyebaran virus corona. Sehingga, ketidakdisiplinan untuk mematuhi larangan berkumpul membuat penularan terus terus terjadi dan dampaknya terlihat semakin besar.

Jadi, Pemrintah pun merasa masyarakat harus memperkuat Social Distancing. Dampak virus corona semakin besar, setidaknya terjadi 2.956 kasus, 222 pasien sembuh, dan 240 orang meninggal dunia. Hal yang harus disadari adalah penyebaran COVID-19 terjadi karena pergerakan manusia. Kalau interaksi sosial tidak dijaga, maka kejadiannya semakin banyak orang tanpa sadar menjadi pembawa virus dan bergerak ke banyak wilayah di Indonesia.

Ketakutan tersebut yang membuat Gubernur Anies Baswedan meminta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga menjadi aturan yang harus dipatuhi setiap warga di ibukota. Semua kegiatan di Jakarta harus dipindahkan di rumah. Seruan pembatasan sosial berubah dengan aturan, artinya ada sanksi apabila dilanggar.

Tidak Disiplin  Physical Distancing Akan Membuat Masalah Kesehatan COVID-19 Sulit Berakhir

Mau tidak mau semua orang harus disiplin menjalankan pembatasan secara fisik dengan orang lain. Semua penduduk harus mematuhi aturan yang berlaku. Mari kita baca lagi seperti apa menjaga jarak fisik (physical distancing) dilaksanakan.

  • Tidak boleh berdekatan atau kontak fisik setidaknya menjaga jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman.
  • Menghindari memakai transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) dan jangan berpergian ketika waktu jam sibuk.
  • Tetap Bekerja dari rumah (Work From Home).
  • Jangan berkumpul dan membuat kerumunan di fasilitas umum.
  • Tidak usah menerima tamu kalau tidak ada keperluan yang sangat penting. Komunikasi bisa dilakukan melalui telepon, internet, dan medsos.
  • Tunda ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter melalui layanan online.
  • Apabila kondisi sedang sakit jangan mengunjungi orang tua. Apabila tinggal serumah, hindari interaksi langsung dengan mereka.
  • Anak-anak lebih baik bermain sendiri di rumah.
  • Beribadah di rumah untuk sementara waktu.

Poin-poin di atas hendaknya diikuti oleh setiap orang, sehingga tidak terjadi kontak antara satu sama dengan yang lain. Setiap orang harus menjalankan dengan kesadaran diri sendiri. Sedangkan, PSBB yang diterapkan di DKI Jakarta membuat semua orang harus patuh terhadap aturan, karena terdapat aturan hukum jika dilanggar.

Jadi mari disiplin agar masa darurat COVID-19 segara berlalu di Indonesia, kecuali ingin membunuh orang-orang di sekitar Anda. Karena bisa jadi kita menjadi pembawa virus dan menularkannya kepada orang lain.

Baca juga : Glenn Fredly Bicara Toleransi dan Keragaman Dalam Bhinneka Tunggal Ika indonesia

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *