Banjir Bandang Kota Medan, Gubernur Ngapain Saja?

Banjir Bandang Kota Medan, Gubernur Ngapain Saja?

Banjir bandang Kota Medan yang tak berhenti membuat masyarakat dihantui banjir. Lalu apa yang dilakukan gubernur saat ini?

Sementara debit air di sejumlah sungai di Kota Medan mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Hal itu membuat tanggul jebol seperti di Sungai Belawan, Desa Tanjung Selamat dan akibatnya banjir tidak bisa dihindari terjadi di permukiman warga.

Melihat kondisi yang gawat, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi langsung bertindak. Ia meninjau lokasi banir  di Tanjung Selamat sejak pagi hari (2/12). Sang gubernur melakukan koordinasi dengan personel TNI/Polri serta Basarnas. Tidak lupa siap siaga mencari korban yang terseret air saat banjir yang terjadi sejak dini hari.

Hujan tang terjadi sangat deras membuat berbagai daerah terkena banjir. Bahkan, korban banjir ada yang diungsikan ke posko pengungsian. Pemerintah menyiapkan dapur umum untuk persediaan makan para pengungsi. Dua lokasi yang dijadikan tempat pengungsian adalah Balai Desa Tanjung Selamat dan Arhanudse Tanjung Selamat.

Gubernur juga meminta petugas memperhatikan kapasitas dan kelayakan fasilitas pendukung seperti sanitasi, MCK, dan pelayanan kesehatan.

Waspada Dampak Banjir Bandang yang Lebih Besar di Kota Medan

Hujan besar tidak hanya terjadi di Kota Medan dan Deli Serdang, tetapi juga terjadi di Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Humbang Hasundutan dan Binjai selama dua minggu terakhir. Persoalannya, hujan juga mengakibatkan tanah longsor yang membuat tanah longsor seperti terjadi di Sibolangit. Sehingga, pemerintah harus segera menyiapkan peralatan alat berat untuk memperbaiki jalan.

Gubernur juga memperhatikan kondisi sungai yang mulai surut bersama Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan dan Kepala BWS Sumatera II Maman Noprayamin. Menurutnya Sungai Belawan terjadi rekayasa sungai yang tidak profesional.Sehingga, Sungai Belawan ini sifatnya seperti huruf C dan akan memfungsikan aliran sungai yang mati.  Sejumlah titik sungai dianggap dapat menjadi tempat rekayasa sungai untuk mencegah banjir.

Selain itu, Kabid Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut Mega Hadi Kristianto menjelaskan ditemukan 4 orang korban meninggal dunia di kawasan Tanjung Selamat. Di daerah lain, ada dua orang telah meninggal dunia akibat terseret air. Pemerintah berupaya melakukan penyelamatan evakuasi.

Ribuan Rumah Terdampak Akibat Hujan yang Terus-Menerus

Data dari BPBD Sumut menyebutkan jumlah korban dinyatakan hilang sebanyak 6 orang, salah satunya masih usia balita. Jumlah rumah yang terendam sebanyak 2.773 unit, terdampak 1.983 KK dan 5.965 jiwa yang tersebar di 7 kecamatan di Kota Medan.

Sedangkan, banjir yang terjadi di Kabupaten Deliserdang, banjir terjadi di Desa Tanjungselamat mengakibatkan 500 rumah terendam banjir. Korban meninggal sebanyak tiga orang meninggal dunia. Banjir bandang junga mengakibatkan 400 rumah di Desa Sejarahbaru, Kecamatan Delitua. Ketinggian air hingga 4-6 meter.

Hujan deras juga membuat terjadi luapan DAS Bingai dan DAS Mencirim. Sehingga, ribuan rumah terendam banjir di sekitaran bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Binjai.

Artikel menarik lainnya: Pernyataan Lengkap Anies Baswedan yang Mengaku Positif COVID-19, Bukti Gubernur Jakarta Tidak Aman dari Penularan

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *