Doa Niat Puasa Ramadan Diucapkan Bagi yang Menjalankannya

Doa niat puasa juga dilakukan sama halnya dengan ibadah-ibadah lain. Niat menjadi rukun yang harus dilakukan dalam puasa Ramadan. Puasa Ramadan adalah ibadah yang wajib dijalankan oleh umat Islam. Dalam bahasa arab adalah shaum dan jama`nya adalah shiam. Shaum artinya menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan lain-lain yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah.
Puasa Ramadhan menjadi disyariatkan pada tanggal 10 Syaban pada tahun kedua setelah hijrah Nabi SAW ke Madinah. Setelah diturunkannya perintah penggantian kiblat dari masjidil Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram. Sejak itu, Rasulullah SAW melaksanakan puasa Ramadhan hingga ajal menjemput sebanyak sembilan kali dalam sembilan tahun.
Puasa Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam yang lima. Maka, mengingkari kewajiban puasa Ramadhan termasuk tidak mengikuti rukun Islam. Doa niat puasa menjadi pentin diucapkan bagi yang menjalankan. Niat menjadi salah satu syarat sah berpuasa dan harus dilakukan oleh seseorang. Apabila tidak berniat, maka ibadah puasa tidak sah.
Waktu Niat Puasa Ramadan Sebaiknya Dilaksanakan
Niat puasa merupakan azam (berketetapan) di dalam hati untuk mengerjakan puasa sebagai bentuk pelaksanaan perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepadaNya. Seperti yang diungkapkan dalam Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya “ (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah).
Adapun doa niat berpuasa sebagai berikut :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى “
Saya niat berpuasa esok hari untuk menjalankan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
Kedudukan niat menjadi sangat penting untuk puasa wajib. Karena dilakukan niat harus sebelum terbit fajar. Puasa wajib itu tidak sah bila tidak berniat sebelum waktu fajar. Sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa yang tidak berniat pada malamnya, maka tidak ada puasa untuknya”. (HR. Tirmizi, An- Nasai, Ibnu Majah, Ahmad). Jadi seorang yang melakukan puasa di bulan Ramadhan, tapi dia tidak meniatkannya sejak malam (tabyiitunniyah), maka dia tetap haram makan dan minum di siang hari.
Sebagian ulama berhati-hati dengan masalah niat puasa ramadan, sehingga mereka menganjurkan untuk melafadzkan niat dengan lisan. Tujuannya agar lebih pasti dan lebih mantap, Meski tidak mewajibkan, namun berupa anjuran. Sebagian kalangan lainnya mengatakan bahwa melafadzkan niat itu tidak menjadi kewajiban. Melafazkan niat itu suatu keharusan, sudah termasuk mengada-adakan perkara baru di dalam agama, padahal tidak diperintahkan dan tidak juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW.