Alasan Penting Mengajari Remaja Bermain Media Sosial

Alasan Penting Mengajari Remaja Bermain Media Sosial

Orang tua perlu mengajari remaja bermain media sosial. Mereka menggunakan beberapa bentuk media sosial dan mengunjungi situs-situs seperti facebook, instragram dan twitter setiap hari. Ada banyak hal baik tentang media sosial, tetapi risikonya juga harus dihindari oleh kaum remaja. Mereka sering tidak memikirkan dampak ketika mereka memposting sesuatu ke media sosial. Hal tersebut dapat mengakibatkan masalah. Sehingga, orang tua sangat penting berbicara kepada anak-anak untuk media sosial dengan bijak.

Nilai Positif Mengajari Remaja Bermain Media Sosial

Mengajari remaja bermain media sosial bukan dengan menakuti mereka, tetapi berikan penjelasan baik dan buruknya. Media sosial memiliki sisi positif dan dapat membantu remaja dalam beberapa hal, sebagai berikut:

    • Membuat mereka tetap terhubung dengan teman dan keluarga.
    • Remaja dapat terlibat dalam kegiatan relawan atau terlibat dengan kampanye, nirlaba, atau amal.
    • Meningkatkan kreativitas dengan berbagi ide, seperti dalam musik, dan seni.
    • Bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.
    • Berkomunikasi dengan pendidik dan sesama siswa.

Hal yang Buruk dari Media Sosial

Ramaja sering mendapatkan cyberbullying dan bertemu orang yang menggunakan profil palsi. Sebagian remaja sering berbagi banyak secara online, dari curhatan, berbagi cerita, hingga foto. Sayangnya, pengguna medsos tidak sedikit yang berniat jahat memanfaatkan para remaja. Apalagi remaja membagikan info penting tentang dirinya, antara lain:

    • Mengunggah foto dan sebagiannya tidak pantas untuk dibagikan.
    • Mencatatkan tanggal lahir mereka.
    • Memposting nama sekolah mereka dan tempat tinggal mereka.

Informasi tersebut sangat pribadi dan sangat penting mengajari remaja bermain media sosial. Karena mereka dapat menjadi sasaran empuk bagi pemangsa online dan orang lain yang dapay membahayakan diri mereka. Faktanya, Ada begitu banyak kasus yang membuat remaja menjadi korban ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal. Mereka berkenalan dengan orang baru yang justru merugikan diri mereka.

Hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi orang tua Ketika Remaja Bermain Media Sosial. Seperti halnya orang dewasa, remaja juga membagikan foto, video, dan komentar di media sosial. Sayangnya, tanpa memikirkan dampak buruk yang mungkin terjadi dari postingan mereka. Kita bisa melihat sendiri tidak sedikit remaja berbagi ujaran kebencian akhirnya ditangkap polisi. Remaja perempuan membagikan foto tak pantas akhirnya menjadi sasaran empuk cyberbully. Tindakan mereka malah merugikan diri sendiri. Kalau sudah begitu, waktunya orang tua terus mengingatkan para remaja.

Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan untuk Menghindari Risiko Remaja Bermain Media Sosial?

Penting mengajari anak bermain media sosial dan mengetahui apa yang mereka lakukan di dunia online. Orang tua dapat terlibat dengan mendampingi mereka dalam menggunakan media sosial. Bukan berarti mengontrol mereka sepanjang waktu dan membuat tidak nyaman. Orang tua dapat memberi pengertian dan memberitahu batasan penggunaan dan postingan mereka serta memastikan mereka aman.

Maka, beritahu remaja untuk bersikap baik. Ajarkan mereka untuk memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memposting pesan yang menyakitkan, dan membuat malu. Minta mereka memberitahu kalau ada pelecehan atau bully yang dilakukan orang lain secara online. Pikirkan dua kali sebelum memposting sesuatu. Ingatkan remaja bahwa apa yang mereka posting dapat digunakan untuk menjelekkan diri mereka. Misalnya, memberitahu lokasi alamat rumah dapat memancing pencurian dan perampokan.

Remaja juga harus diajari untuk tidak memposting tempat mereka melakukan aktivitas. Gunakan pengaturan privasi. Pengaturan privasi itu penting. Katakan kepada mereka untuk tidak membagikan kata sandi kepad aorang lain, karena melindungi mereka terhadap hal-hal seperti pencurian identitas. Tidak usah membagikannya juga kepada siapapun termasuk pacara atau sahabat.

Jangan “berteman” dengan orang asing. Apabila tidak mengenal orang lain di media sosial, lebih baik tidak menerima ajakan pertemanan. Bukan hal yang aneh, begitu banyak orang meng-add, padahal sama sekali di luar lingkar pertemanan. Bahkan, tidak pernah berhubungan sebelumnya. Ini tentu berbahaya. Oleh karena itu wahai orang tua, bangun hubungan yang dekat dengan anak-anak kita, agar mengetahui kegiatan mereka ketika bermain media sosial.

Sehingga mereka tetap mau bercerita tentang apa yang mereka alami ketika berselancar di dunia maya. Tidak lupa, orang tua jangan terlalu sibuk hidup dengan media sosialnya juga. Agar anak merasa orang tua dapat memperhatikan mereka lebih baik dibandingkan terus asyik dengan media sosial.

Baca juga : Tidak Disiplin Physical Distancing yang Akhirnya Membunuh Kita

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *