Facebook Medsos Penyebar Hoax Terbanyak, Benarkah? Yuk Baca Ulasannya

Ketahuilah bahwa kenyataanya facebook medsos penyebar hoax dengan penyebaran tertinggi. Fakta tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan oleh dailysocial.id yang meneliti sebaran dan tindakan yang dilakukan responden ketika menerima berita bohong. Facebook menjadi flatform media sosial yang biasanya membuat netizen menerima hoax. 81 % responden menerima hoax dari facebook, Kedua sebanyak 56% di whatsApp, dan ketiga intagram sebanyak 29 %.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan kerjasama Jakpat Mobile Survey Platform kepada 2032 pengguna smartphone, menunjukkan 73 % responden membaca informasi berita, 22 % hanya membaca judul, dan hanya 5 % tidak tertarik untuk membaca. Meski menunjukkan trend yang bagus sebagian besar responden membaca link informasi yang disebarkan, pertanyan berikutnya adalah apakah mereka mengecek kebenaran informasi tersebut? Karena ada kebiasaan yang besar pula dari responden untuk menyebarkan informasi setelah dibaca.
Facebook Medsos Penyebar Hoax Terbanyak? Dicek Enggak Sih Informasinya?
Pengguna smarphone ternyata memiliki kecenderungan besar membagikan lagi berita yang dibaca, baik ke pribadi maupun grup. Ada 77 % mengatakan terkadang meneruskan berita tersebut ditambah 11 persen selalu membagikannya. Sisanya tidak membagikannya. Dari data di atas, kita bisa melihat kalau kecenderungan terbesar berita akan disebarkan oleh responden. Sayangnya, penyebaran berita dengan persentase tinggi tersebut tidak sejalan dengan kebiasaan responden mengecek kebenaran dari berita yang dibaca.
Ada hanya 55 % mengatakan kalau berita dicek dulu kebenarannya. Sisanya mengatakan terkadang dicari tahu sumber dan sama sekali tidak dicek. Pada tahap inilah penggunaan facebook medsos penyebar hoax terjadi. Orang yang mengakses informasi tanpa mencari tahu benar atau tidaknya berita, berakibat menerima informasi yang keliru. Selanjutnya, responden ditanyakan apakah sulit mengecek hoax? 75 % responden menyatakan tidak yakin mengaku sulit dan tidak yakin informasi yang diperoleh adalah hoax. Jadi besaran angka 75 % responden kesulitan memahami informasi hoax, hampir sama yaitu 77% responden memiliki kebiasaan menyebarkan langsung berita yang dibaca. Jadi informasi yang dibaca berpelung besar dibagikan tanpa keyakinan kalau sumber yang dibaca hoax atau tidak.
Tidak Peduli atau Berdiam diri Terhadap Informasi Hoax yang Tersebar di Medsos
Sayangnya, mayoritas responden sebanyak 51 % memilih untuk berdiam diri (dan tidak percaya dengan informasi) ketika menemukan hoax. Artinya setengah dari responden tidak mengambil tindakan apapun setelah menyadari informasi tidak benar. Berapakah responden yang mau menggali informasi lebih jauh dari konten facebook medsos penyebar hoax dan medsos lainya? Ada hanya 33 % yang mencari informasi lengkap dan mengecek fakta yang sebenarnya. Sedangkan, responden yang menegur penyebar hoax sebanyak 11 % dan hanya 4 % yang mau melaporkan ke pengelola medsos.
Kalau hanya ada 11 % dan 5 % yang mengambil tindakan dengan menegur dan melaporkan informasi hoax. Akibatnya kecil kemungkinan untuk menekan informasi hoax dimedsos. Meskipun dibuat dengan tujuan, pengguna medsos mau melaporkannya, agar pengelola medsos mengambil tindakan selanjutnya.
Tindakan apa yang Anda Lakukan Ketika Mengetahui Informasi Hoax?
Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahawa facebook medsos penyebar hoax terbesar dan penyebarannya sulit ditekan. Karena responden cenderung mendiamkan saja tanpa melaporkan dan menegur orang menyebarkan hoax. Meski, medsos memiliki layanan pelaporan (report content) yang dinilai tidak benar. Dipikir-pikir daripada peluang informasi atau berita hoax menyebar lebih cepat, yuk ah ambil tindakan. Kalau mengenal penyebar hoax tegur saja. Kalau keras kepala terus menyebarkan hoax ya diamkan saja.
Hal terpenting adalah Anda sebagai pengguna medsos tidak mudah begitu saja termakan hoax. Apalagi kan Anda sudah bisa membaca dan memahami teks tulisan di media sosial. Selanjutnya, terserah Anda, biarkan berita hoax atau ambil tindakan.