Kesehatan

Wabah Virus Corona Dianggap Sepele, Dampaknya Bagi Kaum Miskin, dan Dukungan Bagi Tenaga Kesehatan

Waktu yang terasa sangat panjang, Hampir 2 bulan belakangan ini wabah virus corona yang tadinya dianggap sepele oleh pemerintah berubah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Tidak berbeda bagi masyarakat Sukabumi dan umumnya untuk negara tercinta Indonesia ini. Bagaimana tidak bikin resah, wabah ini sudah merenggut 373 nyawa dan 4.241 terinfeksi (12/04/2020).  Tenaga medis pun harus bekerja ekstra untuk mengatasi wabah yang mendunia ini.

Wabah COVID-19 yang tidak terlihat namun nyawa taruhannya. Pro  dan kontra terjadi di tengah masyarakat, adanya wabah ini tidak sedikit orang menanggapi dengan santai dengan kilah jodoh, rejeki dan maut ada di tangan Tuhan. Meski kata-kata tersebut memang betul adanya, tetapi yang harus diingat oleh umat manusia adalah kita wajib memegang teguh sebuah upaya yang dinamakn IKHTIAR, Tuhan tidak akan memberikan JODOH, REJEKI atau pun MAUT dengan cuma-cuma,  semua itu tentunya butuh ikhtiar/perjuangan bukan hanya diam dan menunggu.

Sama halnya dengan wabah ini, kita butuh ikhtiar, bagaimana caranya? Upaya yang dilakukan dengan cara memutus mata rantai penyebaran wabah dengan mengikuti arahan para ahli yang diterapkan pemerintah. Contohnya, pysical distancing (jaga jarak secara fisik), cuci tangan pakai sabun, dan di rumah saja. Cara tersebut sebagai ikhtiar kita agar wabah tsbt cepat berlalu atau mati dengan seiringnya waktu. Biarkan para pakar medis bekerja semaksimal mungkin untuk mengatasi wabah ini,

Sebagai masyarakat, kita harus mengapresiasi kerja keras tim medis, apalagi sudah banyak seklai yang gugur dalam melawan wabah ini, Apakah virus corona masih bisa dianggap biasa saja? Apa menunggu teman, saudara, kerabat atau keluarga kita dulu terkena wabah ini, baru kita akan sadar? Tentu tidak bukan? Ingat selalu ada pribahasa yang mengatakan “Mencegah lebih baik dari pada Mengobati” Terapkan lah pedoman itu sekarang.

Wabah Virus Corona Dianggap Sepele Bagi Kondisi Ekonomi Kaum Miskin semakin Sulit

Wabah virus corona dampaknya sangat terasa bagi semua pihak. Tidak melihat si miskin dan si kaya. Semua orang terkena dampaknya termasuk dari sisi ekonomi. Bagi si kaya mungkin merasa yang banyak uang merasa lebih mudah untuk mengatasi wabah ini. Apakah dengan uang banyak mereka tidak akan terkena wabah ini? Sudah pasti tidak. Namun, ekonomi kaum kelas menengah ke atas lebih mampu bertahan hidup dapat membeli segala kebutuhan hidup rumah tangga.

Dampak kondisi wabah virus corona terasa sangat signifikan bagi kaum miskin, bagi mereka yang mencari nafkah harian. Mereka sangat terkena dampaknya ibaratkan, “Mati di rumah karena kelaparan, atau mati di luar rumah karena perjuangan mencari nafkah diantara wabah.” Apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi seperti saja ini? Apakah akan diam saja atau menyalahkan sana sini?

Bantuan dari pemerintah yang sedang dialokasikan untuk masyarakat tingkat bawah. Masyarakat kelas bawah yang mencari nafkah harian bisa tenang dan dijamin perutnya selama masa darurat wabah. Semoga bantuan akan tepat sasaran bagi masyarakat yang memang membutuhkan. Bukan mereka yang spontan instan mendadak merasa miskin. Seluruh elemen masyarakat harus mengambil peran saling membantu.

Upaya kerjasama semua pihak harus dilakukan memutus rantai penyebaran wabah dengan mengikuti aturan pemerintah. Semoga wabah ini akan segera berakhir bertepatan dengan datangnya bulan suci ramadhan. Amiin. Salam hormat dari kami untuk para tim garda terdepan, dokter, perawat dan tenaga medis lainnya yang menangani wabah COVID-19. Semoga kesehatan tetap terjaga bagi semua dan ingat di rumah saja. ✊🙏😇

Ditulis oleh Toed Sabumi

Bergerak, Berbuat,Bermanfaat ✊

Baca juga : 34 persen Anak Muda Indonesia Takut Virus Corona, Bagaimana dengan Kamu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *