Pemda Jabar Barat Butuh Relawan Medis untuk Menangani COVID-19 di Kota Depok

Pemda Jabar Barat Butuh Relawan Medis untuk Menangani COVID-19 di Kota Depok

Di antara hiruk pikuk perkembangan Undang-Undang Cipta Kerja alias Omnibuslaw, Pemerintah Daerah Jawa Barat masih berjibaku menangani masalah COVID-19 di Kota Depok. Untuk itu, Pemda Jabar membuka rekrutmen relawan medis untuk penanganan COVID-19 di Kota Depok yang dibuka hingga tanggal 31 Oktober 2020.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar Setiaji mengatakan perekrutan relawan medis dilakukan setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar dan Kota Depok ingin mempercepat penanganan COVID-19.  Perekrutan dilakukan melalui aplikasi maupun website PIKOBAR atau mengunjungi http://indorelawan.org/p/pikobar. Bagi warga Jabar yang tertarik dapat melihat secara detiail tugas. kriteria relawan, metode briefing, hingga perlengkapan relawan. Keterangan lebih lengkap bisa langsung mengakses saluran rekrutmen tersebut.

Formasi Relawan yang dibutuhkan Pemda Jawa Barat untuk Penanganan COVID-19 di Kota Depok

Jika dibuka website indorelawan, maka dapat dilihat formasi relawan medis yang dibutuhkan adalah:

  • tenaga teknis kefarmasian,
  • radiografer, fisioterapi,
  • dokter telekonsultasi,
  • perawat (S1 Ners),
  • tenaga apoteker,
  • tenaga sanitasi lingkungan,
  • nutrisionis,
  • perawat (D3 keperawatan),
  • dokter umum, dan
  • ahli teknologi laboratorium.

Tahap rekrutmen relawan adalah pengisian formulir (screening). Kemudian, orang yang mendaftar akan melakukan wawancara dengan Dinkes Jabar maupun Dinkes Kota Depok. Oleh karena itu, Kepala Diskominfo mengajak warga Jabar untuk mendaftarkan diri untuk mengatasi masalah pandemi COVID-19 yang masih menunjukkan penularan kasus belum berkurang.

Pemda Jabar berharap warga Jabar yang memenuhi kriteria relawan medis mau mendaftarkan diri, untuk menghadapi persoalan pandemi COVID-19 bersama sama. Semua pihak diajak bekerja sama dan terlibat untuk bahu-membahu menangani pandemi.

Sementara itu, Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar juga berupaya meningkatkan rasio pelacakan kontak. Daerah yang diutamakan dipantau terutama di wilayah Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi).

Gubernur Jawa Barat menjelaskan bahwa kekurangan di Bodebek adalah pelacakan kontak. Rasio pelacakan masih di bawah standar yang semestinya 1 banding 30 orang. Hal tersebut penting dilakukan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Tujuannya demi mencegah ledakan jumlah kasus baru.

Salah satu caranya melacak kontak adalah cafe kafe, restoran, perkantoran, dan tempat publik lainnya diwajibkan untuk mencatat pengunjung dengan menggunakan QR Code. Setiap pengunjung harus memindai QR Code pengelola gedung atau tempat publik lainnya. Apabila terjadi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari suatu tempat, maka akan ketahuan oleh sistem karena sudah tercatat.

Ridwan Kamil juga meminta Kota Depok menjadi daerah pertama yang malaksanakan inovasi tersebut. Kota Depok menjadi wilayah yang masih menyumbang kasus harian terbanyak di Jawa Barat.

Informasi COVID-19 lainnya: Hal yang Lebih Menakutkan dan Mahal dari Tarif Swab COVID-19 itu Sendiri

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *