Gejala Serangan Jantung, Jangan Sampai Mengalaminya

Gejala serangan jantung adalah ancaman di Indonesia bahkan di dunia dan kita perlu mengetahui faktor yang bisa menjadi pemicu yang menyebabkannya. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Cut Putri Arianie menyatakan bahwa dari Sample Registrasion System (SRS) penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah Stroke.
Selain itu, dampak dari penyakit jantung mengakibatkan negara mengalami kerugian secara ekonomi. Berdasarkan data BPJS Kesehatan menunjukkan terjadi peningkatan biaya kesehatan untuk penyakit jantung. Pada tahun 2014, penyakit jantung mengeluarkan dana BPJS Kesehatan Rp 4,4 triliun, lalu semakin menaik menjadi 7,4 triliun pada tahun 2016. Jumlah tersebut terus meningkat pada 2018 sebesar Rp 9,3 triliun.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan dengan memberi pengetahuan seputar penyakit jantung apakah yang menjadi pemicu gejala serangan jantung.
Faktor Pemicu Gejala Serangan Penyakit Jantung
Bayangkan 10 orang penderita penyakit tidak menular hanya 3 yang terdeteksi. Sisanya tidak menyadari bahwa dirinya sakit, karena tidak menular tidak mengetahui gejala sampai terjadi komplikasi. Nah, Penyakit jantung Adalah penyakit tidak menular yang gejalanya bisa dicegah. Sebelumnya kita harus mengetahui faktor pemicu gejala serangan jantung, antara lain:
- Faktor usia. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung. Pria memasuki usia 45 tahun dan wanita memasuki usia 55 tahun atau yang mengalami menopouse dini (akibat operasi).
- Memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Jika ada salah satu keluarga inti mengidap penyakit jantung, maka anggota keluarganya juga akan berisiko mengalami gejala jantung.
- Penyakit diabetas dapat menyebabkan penebalan dinding pada pembuluh darah. Sehingga dapat menghambat aliran darah. Sehingga mengakibatkan berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi mampu melukai dinding arteri dan memungkinkan kolestrol masuk saluran arteri. Sehingga, meningkatkan penimbunan plak.
- Obesitas (kegemukan). Kegemukan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Hal itu menyebabkan risiko gejala serangan jantung.
- Pola hidup yang buruk. Menjalani pola hidup buruk dapat menyebabkan faktor gejala penyakit jantung. Seperti jarang berolahraga, merokok, dan konsumsi makanan berlemak.
- Ketika seseorang stres mengeluarkan hormon kartisol yang berakibat pada kakunya pembuluh darah. Hormon norepineprhine yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Sehingga sebaiknya hindari stres di rumah maupun di kantor.
Informasi menarik lainnya: Pelajaran dari Orang Nomor Satu Amerika Serikat Donald Trump Tertular Virus Corona
Untuk menghindari faktor pemicu serangan jantung, maka harus melakukan pola hidup yang sehat. Karena penyakit jantung kerap tidak disadari kemunculannya, maka perlu dijaga kesehatan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti berkomitmen mengonsumsi makanan yang lebih sehat, beraktivitas fisik, dan berhenti merokok.
Persoalannya, untuk hidup sehat saja begitu banyak alasan. Banyak orang masih saja terus merokok meskpun menyadari dampak yang diakibatkan. Makan terus saja semaunya hingga terjadi kegemukan. Padahal pola makan sehat bisa dijaga. Selain itu, jagalah pola tidur dan kelola stress agar kondisi jantung tetap terjaga. Enggak mau kan meninggal mendadak karena penyakit ini?
Kenali gejala serangan jantung, ketika jantung berdetak tidak teratur Jantung. Jantung bisa berdegub lebih kencang dari normal ketika gugup, bersemangat, bekerja keras, kurang tidur, atau kebanyakan kafein. Apabila sering mengalami jantung berdetak cepat, segera periksakan ke dokter. Agar Anda bisa mengetahui apa yang terjadi apakah mengalami gangguan di organ jantung.