Hamil di Masa Pandemi, BKKBN Minta Berpikir Tetapi Suami Mau Menuruti, Tidak?

Hamil di Masa Pandemi, BKKBN Minta Berpikir Tetapi Suami Mau Menuruti, Tidak?

Hamil di masa pandemi COVID-19 diingatkan dan menjadi perhatian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN). Tetapi maukah suami ikut bantu berpikir agar dapat menunda kehamilan bersama-sama istri? Kompak gitu bersama pasangan, bukan soal istri yang hamil semata, melainkan juga butuh dukungan suami agar tidak menambah anak selama masa darurat kesehatan belum tahu kapan selesainya.

BKKBN berkeyakinan tingkat kehamilan semakin tinggi, disebabkan penurunan pemakaian alat kontrasepsi pasangan suami-istri. Apalagi asa pandemi membuat pengguna sulit mendapatkan pelayanan alat kontrasepsi dan pemeriksaan lanjutan.

Suami istri sama-sama kerja dan berada di rumah, sedangkan fasilitas kesehatan seperti klinik banyak yang tutup. Sehingga, pengguna alat kontrasepsi dari jenis pil, suntik, susuk, IUD, dan alat kontrasepsi mengalami penurunan. Kalau persoalan hamil di masa pandemi COVID-19  hanya disoroti dari pihak istri rasanya percuma, suami juga harus berpikir juga menunda punya anak lagi.

Hamil di Masa Pandemi COVID-19 Pasangan Sama-Sama Berpikir Dong

Hasto Wardoyo, Ketua BKKBN memperkirakan terjadi penurunan sekitar 10 persen pengguna alat kontrasepsi. Sehingga, dari 28 juta, ada 2,8 jutanya yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.  Kalau jumlah yang hamil 15 persen saja, maka terjadi peningkatan  420 ribu.  Jumlahnya signifikan bukan?

Jumlah kehamilan yang bertambah mempunyai dampak semaki meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh negara (biaya persalinan ditanggung BPJS). Selain itu, potensi kenaikan tingkat kematian ibu dan bayi juga tidak bisa dhindarkan. Tahukah Anda, jumlah kematian ibu di Indonesia cukup tinggi, yaitu 305/100.000 kelahiran.

Pemerintah berniat menurunkan angkat tersebut, kalau jumlah yang hamil semakin bertambah maka yang terjadi kematian ibu dan anak semakin tinggi. Selain itu, tenaga kesehatan dokter dan bidan juga bakal kerepotan melayani jumlah ibu hamil yang kian bertambah.

BKKBN tentu tidak tinggal  diam. lembaga tersebut tetap siaga dengan pelayanan secara proaktif. Tidak surut langkah mendatangi masyarakat pengguna alat kontrasepsi. Agar tetap mendapatkan pelayanan pada masa pandemi. Kalau bolehlah kasih saran, tidak hanya pelayanan kesehatan terhadap penggunaan alat kontrasepsi saja yang berperan aktif. Tetapi sosialisasi terhadap suami juga perlu digalakkan.

Istri bisa jadi tidak bisa menolak permintaan suami yang ingin berhubungan intim. Apalagi tidak sedikit laki-laki yang kerja di rumah. Pertemuan antara suami dan istri pun semakin intens. Selain itu, kondisi fisik dan jiwanya mungkin jauh lebih baik ketika semua aktivitas dilakukan di rumah. Akibatnya terjadilah kehamilan dan pertambahan anak tidak bisa dihindarkan.

Suami juga harus ikut mikir. Kalau istrinya hamil di masa pandemi virus corona. Maka harus memberikan perhatian ekstra dan tetap menjaga kondisi kesehatan istri. Jangan sampai istri menanggung beban seorang diri dan suami malah tak peduli dengan kehamilan orang yang dicintainya.

Baca juga: Tips Membuat Anak mau Makan Sayuran dan Buah

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *