Petani Bukan Pekerjaan yang Diharapkan Kaum Muda Sukabumi? Jangan Asal Bicara!

Ada banyak pendapat yang mengatakan pekerjaan petani bukan pekerjaan yang diharapkan oleh kaum muda, termausk kaum muda di Sukabumi. Padahal, pendapat itu belum tentu benar atau mungkin asumsi belaka! Pada kenyataannya, ada kelompok pemuda Sukabumi masih mau bergiat di dunia pertanian, asalkan ada pendampingan dan pihak yang mau memberi pengetahuan kepada mereka.
Ketan Pedo yang merupakan singkatan dari “Kelompok Tani Pemuda Organik” yang lahir di Kampung Cibiru, Desa Cicantayan membuktikan pemuda masih mau bergiat mengolah tanah dan memanfaatkan lahan pertanian. Pemuda sudah selayaknya terus diajak untuk terlibat dalam memicu keberlanjutan sektor pertanian yang menjadi bagian penting di negeri ini.
Tanpa pemuda turut andil, sektor pertanian mungkin bakal mati perlahan-lahan. Tak ada hasil dari lahan pertanian dan akhirnya membuat negeri ini tergantung impor dalam penyediaan pangannya. Menariknya, awalnya kegiatan mereka tanpa sentuhan pemerintah desa atau kecamatan, melainkan dukungan dari lembaga non pemerintah. Setelah kegiatan berjalan, barulah pengakuan terhadap petani muda itu datang dari pemerintah lokal.
Petani Muda dari Kampung Cibiru Sukabumi Mulai Menatap Cerah dan Rutin Bergerak di Lahan Pertanian
Setalah melalui proses pembelajaran pertanian organik, petani muda Kampung Cibiru yang tergabung dalam Ketan Pedo mulai menunjukkan kinerja mereka. Atas prakaras lembaga non pemerintah AKATIGA dan Komunitas 1000 Kebun, mereka mengikuti kegiatan bertajuk “Ayo Jadi Petani Muda.”
Mereka menjadi pembicara dan menjelaskan proses keterlibatan dari mengolah lahan hingga menghasilkan panen sayuran organik. Kelompok Tani Pemuda Organik (KETAN PEDO) Cibiru-Sukabumi berbagi pengalaman dalam sesi talkshow.
Selanjutnya, KETAN PEDO menjual hasil panennya di booth, seperti caisim dan selada romaine yang sejumlah 15 bungkus 250gram dan 15 bungkus 100gram. Semua hasil panen tersebut habis terjual dalam 3 jam!
“Saya senang sekali dilibatkan dalam kegiatan ini. Lahan pertanian banyak di Kampung kami dan menghasilkan sayuran organik dan laku dijual tentu senang rasanya,” kata Pibsa yang menjadi koordinator KETAN PEDO. Petani muda lainnya tampak bahagia saat berinteraksi dengan pengunjung untuk berbagi tentang pengalaman bertani.
Pengalaman menjadi petani muda menjadi menarik dibalik kabar enggannya kaum muda bergulat di lahan pertanian. Menariknya, kehadiran mereka justru menjadi penyemangat ternyata petani muda bisa unjuk gigi di dunia pertanian.
Baca juga :
Potensi Wisata Alam Bukit Naimin di Desa Cisarua Sukabumi, Kamu Pasti Menikmati Keindahan Alamnya
Petani Muda Sukabumi berharap kegiatan mereka dapat menularkan virus baik kepada masyarakat melalui interaksi dengan berbagai kalangan seperti kegiatan di Pasar Sehat yang diadakan di Kota Bandung.
Bibit-bibit petani muda dapat tumbuh, selama kita percaya kalau kaum muda mau terlibat di lahan pertanian, asalkan ada pihak yang mau mendampingi mereka.