Upaya Sekuat Tenaga Membangun Ruang Kelas Baru Demi Anak-Anak Sekolah Gratis Cerdikia Al-Insani Sukabumi

Upaya Pembangunan ruang kelas baru Sekolah Gratis Cerdikia Al-Insani Sukabumi harus dilakukan secara maksimal dan sekuat tenaga. Setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu lagi untuk menyelesaikannya. Dinding setinggi satu meter telah berdiri dan kondisi in lebih baik karena bertahun-tahun terbengkalai.
Bukan langkah yang mudah mendirikan sekolah gratis. Ada saja kesulitan yang dihadapi untuk mengupayakan pendidikan yang layak bagi masyarakat. Kesulitannya utama yang dihadapi memang klasik yaitu biaya. Hingga saat ini, pembelian bahan bangunan untuk sekolah berasal dari pengumpulan uang secara patungan.
Tidak sedikit pula berasal dari kantong pribadi. Belum lagi bicara kebutuhan operasional, gaji guru, dan lain-lain. Bisa dikatakan masalah biaya menjadi kesulitan yang besar dan menjadi hambatan dalam mendirikan kelas yang baru.
Setelah Ruang Kelas Baru Sekolah Gratis Cerdikia Al-Insani Sukabumi Berdiri Masih Banyak Kebutuhan Belajar Lainnya yang Harus Disediakan

Sebetulnya kalau bicara kebutuhan masih banyak, setelah ruang kelas sudah selesai dibangun. Kebutuhan selanjutnya akan muncul seperti kursi, meja, alat tulis anak-anak, buku, white board, alat peraga/ media belajar, dan lain-lain.
Disamping itu, kebutuhan mendesak lainnya adalah pemasangan sambungan listrik dan saluran air. Selama ini, saluran listrik berasal dari rumah warga. Sedangkan, kebutuhan air untuk kamar mandi masih mengagkut ke lokasi mata air di sekitar kampung. Perjalanannya naik turun dengan jarak sekitar 500 meter. Guru menganngkut air secara bergantian untuk sementara waktu.
Keberlanjutan kegiatan pembelajaran sekolah Cerdikia Al-Insani yang berada di Kampung Pangkalan, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Sukabumi sangat penting. Dari sekolah gratis ini, masyarakat yang awalnya tidak peduli pendidikan anak-anaknya secara perlahan mulai berubah. “Kami fasitasi pendidikan dengan biaya gratis sekarang. Alhamdulillah, mereka sangat antusias mulai memasukkan anak-anak ke sekolah. Dari sekolah TK gratis ini, orang tua pun memasukkan anak-anaknya ke tingkat sekolah dasar,” Kata Dede Rizal, sebagai salah satu pengelolanya.
Kesadaran akan pendidikan pada masyarakat masih kurang, karena jarak sekolah terdekat yang terlalu jauh mencapai 5 km. Sedangkan rata-rata tidak memiliki kendaraan. Tidak ada transportasi dan biaya ongkos menjadi kendala bagi pendidikan anak-anak di sana. Meski, kampung Pangkalan masih bagian dari Kecamatan Cisaaat yang lokasinya tidak jauh dari kota, tetapi masih seperti di daerah pelosok dan akses pendidikan masih sulit.
Harapan Pengelola Sekolah Gratis Cerdikia Al-Insani
Pengelola Sekolah Gratis Cerdikia Al-Insani memiliki harapan kegiatan sekolah harus terus dilanjutkan. Mereka bersedia untuk bersinergi dengan berbagai pihak, baik itu dari pemerintah, swasta, komunitas ataupun perorangan.
Anak-anak di Kampung Pangkalan juga berhak mengakses pendidikan yang setara. Demi kemajuan dan membuka cakrawala pengetahuan bagi mereka. “Jika kita diam terus seperti ini, kami yakin masalah pendidikan di bumi ini tidak akan selesai. Apalagi saling menyalahkan. Kuncinya adalah semua kita di manapun berada, siapapun kita jika kita sadar bahwa pendidikan itu layak untuk semua manusia bukan hanya waga kota, warga yang mampu,” Cetus Iponk dari Sabumi Volunteer yang turut mendukung keberlanjutan kegiatan belajar di sekolah gratis tersebut.
Jika akses pendidikan tersedia dan berada dekat dengan masyarakat, mereka pasti mau memasukkan anak-anak ke sekolah. Selain itu, mereka dari keluarga dengan kondisi ekonomi tidak mampu juga berhak memperoleh pengetahuan. Mari dukung sekolah gratis di TK Cerdikia Al-Insani Sukabumi.
Mau ikut Mendukung Kegiatan Mereka? Dapat menghubungi melalui media sosial akun instagram di bawah ini.
Cerdikia Al-insani: https://www.instagram.com/cerdikiaalinsani/
Sabumi Volunteer: https://www.instagram.com/sabumi_volunteer/