Melestarikan Kopi Lokal Sukabumi Bersama Komunitas Edukopi

Melestarikan Kopi Lokal Sukabumi Bersama Komunitas Edukopi

Sejak dari zaman penjajahan, melestarikan kopi lokal Sukabumi sudah terkenal sebagai salah satu yang terbaik. Para petani pendahulu di negara ini berhasil mengembangkan varietas tanaman kopi pilihan. seperti jenis tanaman Arabica dan Robusta coffee.

Negara Indonesia yang beriklim tropis, mempunyai kontur tanahnya sangat cocok untuk pengembangan berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman jenis kopi. Kualitas kopi Indonesia tidak perlu diragukan lagi keunggulan kualitasnya.

Bahkan, pasarnya sampai melintasi negara di benua eropa. Kopi Sukabumi pernah merajai pasar eropa dan meraih peringkat satu sebagai kopi terbaik di dunia dikenal indonesian coffee.

Saat ini, sebagian besar penduduk usia dewasa di Indonesia adalah konsumen kopi. Sajian secangkir kopi menjadi kebiasaan setiap harinya, bahkan menjadi wajib hukumnya.

Secangkir kopi sudah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat adalah minuman penyuplai energi ke dalam tubuh. Kopi bisa membantu ketahanan energi tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas.

Harga Melestarikan Kopi Lokal Sukabumi Sepahit Rasanya

Di indonesia berbagai merek dagang kopi terjual bebas di pasaran, dari pasar modern, kopi cafe, hingga tradisional. Sekelas warung kecil pun sudah di pastikan tersedia berbagai jenis merek dagang kopi instan yang di kemas dalam bentuk sachet.

Harga jual yang di tawarkan pun sangat beragam dan bisa dikatakan sangat lah terjangkau untuk semua kalangan. Setiap sachet dengan berat 150 g yang hanya cukup untuk di sajikan dalam satu cangkir kopi.

Kopi dijual dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 3.000/sachet, sudah tersedia berbagai varian rasa. Sangat ringan di kantong.

Selama ini, para petani kopi di berbagai daerah berbeda di Kabupatan Sukabumi menjual kepada para pengepul kisaran harga Rp 1.000 hingga Rp. 2.000 untuk setiap kilogram ceri kopi. Harga yang sangat tidak layak untuk setiap kilogram biji kopi yang di hasilkan.

Harga jual kopi asli saat ini di pasaran sangat lah tinggi, berbeda dengan harga murah kopi sachetan. Karena kopi sachetan mungkin saja sudah tidak 100% menggunakan bahan baku kopi asli. Bahkan, ada yang sudah di campur bahan jagung.

Menjaga Kualitas Kopi Bersama Edukopi

Berawal dari keprihatinan akan kesejahteraan para petani kopi, sekumpulan para pemuda yang peduli akan kelestarian kopi aseli tanah Indonesia membuat wadah demi membantu meloloskan para petani dari ketidaktahuan akan khasiat kopi yang dihasilkannya.

Petani diajak melakukan penanaman, pemeliharaan bahkan menjual biji kopi sesuai proses yang semestinya kopi Sukabumi asli.

Selain melakukan edukasi berkesinambungan kepada para petani. Komunitas Edukopi secara bertahap melakukan pendekatan kepada para petani dan melakukan diskusi langsung untuk sharing seputar permasalahan yang dihadapi para petani kopi.

Peran Komunitas Edukopi sendiri, selama ini membantu memberikan edukasi seputar perawatan dan pemeliharaan tanaman kopi. Mereka memberikan contoh bagaimana tata cara panen yang benar.

Bahkan dari kabar komunitas membantu petani mengurus biji kopi, dimulai dari panen, menjemur, bahkan sampai membantu agar para petani mendapatkan harga jual kopi Sukabumi asli yang tinggi.

Cara panen yang dilakukan petani selama ini dirasa salah dan bisa merugikan petani itu sendiri. Mereka memetik dengan cara biji kopi sekaligus atau di kenal dengan istilah petik sekaligus (parol).

Hal tersebut memaksa petani hanya mampu panen satu kali dalam satu tahunnya. Sedangkan proses pemetikan biji kopi yang disarankan kepada para petani oleh para pemuda pecandu kopi ini adalah kopi yang dipetik merupakan biji yang tua (merah) saja. Kopi yang hijau dibiarkan tetap tumbuh untuk bisa dipetik bulan depannya.

Cara Pemetikan Kopi Sukabumi Asli Membuat petani Panen Sepanjang Tahun

Selama ini para petani masih mengejar quantity di waktu panen tanpa mempedulikan kualitas biji kopi yang akan dihasilkan. Mereka masih berfikir, semakin berat kilo gram yang dihasikan waktu panen, maka akan semakin besar juga rupiah yang akan diperoleh. Asal dapur tetap ngepul, kopi dijual sebanyak-banyaknya.

Komunitas Edukopi mempunyai tujuan, agar para petani bisa merubah pola berfikir dan tidak merugikan petani sendiri. Mereka mengajak para petani merawat dan turut melestarikan tanaman kopi lokal sebagai warisan budaya negara Indonesia.

Mereka juga senantiasa mengingatkan para petani, agar jangan mudah tergiur uang cepat yang ditawarkan para tengkulak dengan harga murah. Apalagi harga jual kopi hitam di pasaran nilainya tinggi.

Bagaimanapun, para petani perlu ditingkatkan kesejahteraannya dari hasil tanaman kopi yang mereka tanam dan tetap menghasilkan biji kopi terbaik.

Baca juga :

Tips Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan

Pengrajin Gelas Bambu Berkreasi dari Kekayaan Alam Kampung Cibiru Sukabumi

Menurut rekan-rekan Edu Kopi, para petani kopi Sukabumi ibaratkan “Tikus mati di lumbung padi”. Karena biji kopi kualitas terbaik dijual dengan harga rendah ke para tengkulak. Lalu dipasarkan ke pabrik, bahkan dipasarkan ke luar negeri. Oh ya, kopi lokal juga di jual di Bumi Kopi Sukabumi.

Sedangkan, para petani sendiri menikmati secangkir kopi sachet. Mereka membeli dari warung yang entah kualitas keberapa, bahkan di ragukan keaslian kandungan biji kopi arabika atau kopi robusta di dalamnya.

Sungguh ironi, para petani kopi Indonesia ini. Kopi terbaik di jual murah dan petani terus hidup dalam kesengsaraan dibalik nikmatnya rasa kopi yang dijual dengan harga mahal.

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *