Kresek Hitam Berisi Beras dan Kelangsungan Hidup Keluarga Arus Bawah Saat Wabah Virus Corona

Sejak ditetapkan Pemerintah tentang dahsyatnya dampak wabah virus corona akhir akhir ini, kita semua harus turut andil dalam pergerakan kemanusiaan. Mengatasi virus yang mendunia ini. Kini waktunya kita tolong-menolong untuk sesama. Pandemi ini tidak pandang suku, ras, dan agama. Mari ambil porsi sesuai yang kita mampu.
Jika kita tidak punya hasrat ingin membantu, minimal tidak membuat kegaduhan. Sinergitas komunitas di butuhkan saat ini. Alhamdulillah Sabumi volunteer dan komunitas lain bisa sedikit memenuhi kebutuhan APD, salah satu rumah sakit di kota Sukabumi.
Sebagai penyeimbang ketika pemerintah memang memfokuskan keamanan untuk garda terdepan dan berusaha memenuhi kebutuhan APD (alat pelindung diri) serta kebutuhan lainnya. Forum komunikasi Vespa independent Sukabumi bersatu (FK VISB) dan GSP Posko Sukabumi mencoba memposisikan diri untuk mempertahankan kebutuhan pangan arus bawah.
Bukan berarti masyarakat arus bawah tidak patuh terhadap pemerintah. Tetapi di dalam situasi seperti ini masyarakat dengan kondisi kurang mampu atau status keluarga miskin harus tetap mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarganya. Dilematis memang, tetapi demikian faktanya.
Kolaborasi Komunitas adalah Kunci Mengatasi Dampak Wabah Virus Corona

Kerjasama antara komunitas menjadi kunci penting mengatasi dampak wabah virus corona Sebagian besar warga harus di rumah. Sementara para pedagang keliling, pemulung, tukang beca, dan pekerja harian harus terus bekerja. Persoalan COVID-19 bukan masalah dunia kesehatan semata, tetapi muncul masalah ekonomi dan sosial. Kaum arus bawah paling terdampak gara-gara virus yang telah membuat ribuan orang meninggal di dunia.

Maka dari itu, setelah bantuan terkumpul, kamunitas vespa menyalurkan bantuan kepada orang yang sangat membutuhkan. Keresek berisi beras yang dikumpulkan diberikan kepada orang yang harus bekerja di luar rumah. Penerima keresek beras tersebut antara lain penjual es keliling, pemulung, tukang beca, dan orang lain dengan kondisi ekonomi yang sama.

Mudah mudahan kegiatan yang dilakukan setiap hari Jum’at ini bisa sedikit membantu meringankan beban ketahanan pangan. Pada masa seperti ini, hati nurani kita harus bertanya, sudah berbuat apa kita kepada sesama pada kondisi sulit sekarang ini?
Ditulis oleh Firdaus Sabumi