Apakah Dokumentasi Komunitas Pencegahan COVID-19 Bentuk Kesembongan dan Riya?

Apakah Dokumentasi Komunitas Pencegahan COVID-19 Bentuk Kesembongan dan Riya?

Berbagai elemen masyarakat, komunitas, dan lembaga di Sukabumi apapun itu  namanya berlomba membantu penanganan pencegahan COVID-19. Begitu pula dengan Sabumi Voluntee, bergerak bukan karena adanya musibah saja, namun melakukan secara konsisten berkegiatan sosial. Keluarga sabumi berupaya konsisten dalam pergerakan menyediakan buku bacaan baru ataupun bekas untuk anak-anak pelosok ataupun mereka yang sangat membutuhkan.

Di saat waktu sekarang ini dengan ramainya wabah virus corona terjadi di seluruh dunia. Komunitas dan lembaga non pemerintah di dalam atapun luar negeri pun berbondong-bondong melakukan kegiatan sosial. Intinya membantu pihak-pihak ataupun masyarkat yang membutuhkan. Bagi mereka yang terdampak karena kondisi darurat kesehatan di Indonesia saat ini. Tidak bisa dipungkiri ada keterlibatnnya para donatur yang dengan sukarela dan ikhlas menyumbangkan uang dan barang.

Bukannya mereka tidak ingin terjun langsung ke lapangan untuk berbuat, tetapi ada satu dan dua hal yang memang tidak bisa mereka lakukan. Lalu, para donatur pun ikut andil dengan bekerjasama dengan para relawan. Bantuan itu bisa datang dari berbagai bentuk baik tenaga dan pikiran.

Peran relawan menjadi perpanjanan tangan membantu mendistribusikan donasi dari para donatur tersebut. Namun,  hal yang menjadi perdebatan masalah saat ini bagi sebagian orang adalah DOKUMENTASI saat doansi diberikan. Apakah dokumentasi foto dan video itu perlu dan penting? Kenapa dokumentasi menjadi pro kontra?

Pentingkah Dokumentasi dari Komunitas atau Relawan Pencegahan COVID-19?

Bagi para relawan yang mememiliki tugas mendistribusikan yang paling berat adalah dokumentasi. Karena relawan terkadang dituntut untuk membuat dokumentasi untuk laporan ke para donatur sebagai bukti donasi sudah diberikan. Bantua sudah sampai ke tujuannya dan tepat sasaran. Jadi, hasil dokumentasi bisa disebut sebagai alat penyambung kepercayaan antara para relawan dan para donatur.

Sebetulnya itu yang menjadi tujuan kenapa dokumentasi menjadi bagi para donatur. Walapun ada beberapa orang diluar sana yang menilai publikasi foto dan video bentuk dari kesombongan ataupun Riya. Padahal, niat publikasi media bukan seperti, bukan biar menunjukkan diri semata. Komentar “sombong” dan “riya” dari segelintir orang yang kerjanya cuman men-judge dan duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa.

Menurut saya pribadi dokumentasi sah-sah saja asalkan sesuai etika dan hati nurani pribadi masing-masing. Setiap komunitas bisa memilih dan memilah momen yang akan di ambil untuk difoto.

Buat para relawan diluar sana teruslah bergerak tidak usah mendengar omongan orang lain yang tidak perlu. Pergerakan tidak boleh berhenti. Satu hal lagi kita bergerak bukan Riya diatas kegiatan sosial, namun atas dasar memanusiakan. Tetap semangat kawan.

Ditulis Oleh : Toed Sabumi

Bergerak, Berbuat, Bermanfaat ✊

Baca juga : Mekkah Melawan Virus Corona dan Membuat Kosong Masjid Dari Salat Tarawih

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *