Dokter Ingin Mudik, Begitu pula Perawat dan Kesehatan Lainnya Rindu Ingin Bertemu Keluarga

Dokter Ingin Mudik, Begitu pula Perawat dan Kesehatan Lainnya Rindu Ingin Bertemu Keluarga

Dokter ingin mudik, begitu pula perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Mereka ingin pulang ke kampung halaman dan rindu pulang bertemu keluarga. Mereka yang kita sebut pahlawan itu juga manusia. Ada istri, suami, anak atau keluarga yang menunggu di rumah. Sementara para tenaga kesehatan COVID-19 harus terus berjibaku mengobati para pasien yang kian hari bertambah. Bantu mereka agar bisa menyelesaikan tugas membasmi virus coronama dengan cara mematuhi protokol kesehatan agar wabah segera selesai.

Seperti dirimu yang diminta tetap di rumah, tenaga kesehatan juga tidak bisa kemana-mana. Mereka harus terus bekerja untuk memutus rantai penularan COVID-19. Jika kamu merasa bosan cuma di rumah saja. Dokter, perawat, dan tenaga medis di rumah sakit berhadapan langsung dengan pasien yang terjangkit virus. Kamu bisa hidup aman di rumah.

Sedangkan mereka memiliki risiko tertular virus corona dan berisiko hingga meninggal dunia. Sudah begitu banyak dokter dan perawat yang harus mengorbankan diri mereka demi nyawa yang lain. Tugasmu hanya menyelamatkan nyawa sendiri. Maka berempatilah tidak kemana-mana dan membatasi aktivitas di luar rumah.

Dokter dan Perawat Ingin Mudik Rindu Pulang ke Rumah Bertemu Keluarga

Ketua Tim Perawatan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kapten Fitdy Eka bercerita kalau tenaga kesehatan sudah terlalu berat menahan rindu bertemu keluarga. Namun tidak bisa terlaksana karena tugas belum usai. Tahukah kamu, kalau tenaga kesehatan (nakes)  yang bertugas menyelamatkan pasien COVID-19 seperti dokter, perawat, analis dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya dibatasi untuk tidak melakukan interaksi langsung dengan keluarga? Mereka tidak boleh melakukan kontak langsung dengan keluarga untuk mengurangi risiko penularan.

Tenaga medis juga wajib menginap di dekat area perawatan pasien COVID-19 selama beberapa pekan. Mereka hanya bisa melakukan interaksi dengan keluarga dan kerabat melalui panggilan video/video call dengan handphone. Belum lagi mereka harus bertugas dengan memakai alat pengaman diri (APD) lengkap selama delapan jam. Bayangkan tidak bisa makan, minum dan buang air. Bergantian bergiliran dengan petugas lainnya sesuai dengan shift memantau perkembangan pasien COVID-19.

Jumlah Penderita virus corona harus diturunkan, agar tenaga keehatan tidak kawalahan dan fasilitas kesehatan cukup untuk pasien. Jika jumlahnya terlalu banyak, maka akan banyak pasien COVID-19 tidak tertolong. Maka, interaksi sosial harus dibatasi dan tidak melakukan kegiatan berkerumunan di luar rumah karena risiko menjadi penyebar virus sangat besar.

Kamu juga dapat berperan menghentikan laju penularan virus corona dengan tidak mudik di bulan Ramadhan dan jelang Idul Fitri. Tidak mudi menjadi salah satu langkah  untuk memutus mata rantai COVID-19. Selain itu, gunakan  masker jika harus keluar rumah,  cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, jaga jarak 1-2 meter, dan belajar/bekerja di rumah. Betul, semua rindu pulang kampung merayakan lebaran, tetapi ingatlah para tenaga kesehatan juga rindu keluarga mereka.

Baca juga : Karma is Real, Masker Dijual Murah di Indomaret dan Penimbun Siap-Siap Rugi Besar

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *