Hari Aksara Internasional : Kemendikbud Ingin Siswa Memiliki Kemampuan Mengolah Kemampuan Kritis

Hari Aksara Internasional : Kemendikbud Ingin Siswa Memiliki Kemampuan Mengolah Kemampuan Kritis

Hari Aksara Internasional dirayakan secara dari Bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Untuk diketahui, Indonesia terus menurun angka buta aksara. Artinya semakin sedikit masyarakat yang tidak bisa membaca dan menulis.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pengentasan buta aksara dilihat dari kemampuan literasi agar individu memiliki kemampuan memahami berpikir kritis. Bukan sekedar menghafal saja.  Hal itu disampaikan pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tingkat Nasional, secara daring (8/9/2021).

Sementara itu, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, menunjukkan jumlah penduduk buta aksara mengalami penurunan signifikan. Angka buta aksara tahun 2019 sekitar 1,78 persen atau 3.081.136  orang. Sedangkan pada tahun 2020 turun menjadi 1,71 persen, atau 2.961.060 orang. Apa yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka buta aksara di Indonesia?

Merayakan Hari Aksara Internasional dengan Mengembangkan Literasi Sekolah

Langkah untuk menurunkan angka buta aksara di Indonesia dilakukan melalui gerakan literasi sekolah, masyarakat, dan dan literasi keluarga lewat pendidikan formal dan nonformal. Sehingga, terjadi kenaikan tingkat literasi masyarakat dengan upaya menuntaskan masalah buta aksara masyarakat.

Direktur UNESCO Jakarta, Mohamed Djelid, menilai harkat dan martabat manusia dipengaruhi kemampuan literasi. Ia berharap perayaan Hari Akasara Internasional tahun 2021 menjadi waktu dalam memperbaiki model pembelajaran dan literasi.

Indonesia bisa menurunkan angka buta aksara dengan proses yang panjang. Proses yang diabadikan dalam berbagai penghargaan dari UNESCO, yakni King Sejong Literacy Prize tahun 2018, dan Selain itu pada BASAbaliWiki tahun 2019, Indonesia memperoleh penghargaan The Unesco Confucius Prize for Literacy.

Begitu pula, pada akhir tahun 2019, pemerintah Indonesia terpilih sebagai Komite Pengarah Aliansi Global Literasi atau Global Alliance for Literacy (GAL) UNESCO. Hal itu karena Indonesia berhasil memberantas buta aksara. Angka melek huruf Indonesia dari Susenas BPS 2020 umur 15-59 tahun mencapai 98.29 persen.

Program Literasi Diupayakan juga Pada Masa Pandemi Covid-19

Direktur UNESCO Jakarta, Mohamed Djelid menyatakan terjadi banyak hambatan akses pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19. Program literasi dan numerasi menjadi terkendala. Kaum erempuan dan anak-anak yang paling terdampak karena kesenjangan literasi dan numerasi.

Ia juga menekankan yang menjadi penentu pembangunan di suatu negara adalah kemampuan literasi dan numerasi dan berpengaruh terhadap kualitas SDM. Sementara itu, Guru Besar Universitas Negeri Malang, Djoko Sarjono menjelaskan bahwa agar proses pembelajaran tidak membosankan maka dibutuhkan kecerdikan guru dalam mengombinasikan metode pengajaran.

Metode pembelajaran memadukan daring dan luring yang akan membuat iklim belajar menjadi lebih menyenangkan generasi milenial. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyediakan infrastruktur digital fisik yang mumpuni.

Perwakilan UNESCO Paris, Herve Huot Marchan, menyatakan literasi adalah elemen yang dapat meningkatkan sumberdaya manusia lewat bidang pendidikan. Literasi digital perlu dikembangkan secara Inklusif dengan keterlibatan pendidik, siswa, satuan pendidikan dan pemerintah.

Selain itu, pemuda dinilai harus bisa sebagai promotor utama pengembangan teknologi digital di Indonesia.  Sehingga perlu jejaring kemitraan (partnership) dan kolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan. Pengembangan digital literasi mesti menjadi gerakan bersama dengan melibatkan satuan pendidikan (Sekolah, PKBM, TBM), akademisi serta pemerintah maupun pemda.

Artikel menarik lainnya: Ekspedisi Aksara Relawan Literasi Sabumi Volunteer Kembali Menemukan Madrasah Perlu Direnovasi

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *