Belajar Sekolah Depok Dibatalkan, Tidak Usah Buru-Buru Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Masa Pandemi COVID-19

Belajar sekolah Depok Dibatalkan menunjukkan Pemerintah Daerah masih belum yakin pembelajaran tatap muka bisa dilakukan. Dinas Pendidikan kota Depok tidak mau ambil risiko kesehatan terjadi pada peserta didik dan tenaga pendidikan.
Apalagi wilayah Kota Depok masuk zona merah COVID-19 kembali. Angka positif terpapar virus corona di Depok bertambah 195 orang dengan total 13. 723 orang pasien. Ada 7 kota/ kabupaten Jabar lain zona merah, antara lain: Garut, Majalengka, Kerawang, Bandung Barat, Bandung, Cimahi, dan Bekasi.
Kenyataan pahit penularan virus corona itu membuat belajar sekolah di Depok dibatalkan. Dinas Pendidikan sudah meminta sekolah meneruskan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online. Orang tua diminta berperan aktif mendampingi anaknya.
Belajar Sekolah Depok Dibatalkan Bukan Berarti Mematikan Kegiatan Pendidikan
Meski belajar tatap muka di depok dibatalkan pada semester genap ajaran 2021 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak hanya di rumah. Guru diijinkan melakukan cara belajar home visit dengan mendatangi siswanya.
Ijin pembelajaran home visit tetap membuat syarat izin dari orang tua dengan menerapkan protokol kesehatan. Anak-anak tetap bisa belajar dengan kondisi mendesak dan tetap mendapatkan pendampingan dari gurunya.
Beban pelajaran dibuat lebih ringan. Dukungan kegiatan mengajar mengajar Kota Depok tetap mendapat dukungan kota belajar dari pemerintah pusat. Selain itu, dilakukan kerjasama dengan Diskominfo Depok memasang wifi pada ribuan titik di hampir seluruh RW.
Dengan begitu, pendidikan di Kota Depok tidak mati gara-gara virus corona. Justru diupayakan cara-cara kekinian agar anak tetap bisa belajar atau tidak terjadi loss generation di masa Pandemi COVID-19.
Belajar Tatap Muka Sekolah di Depok Dibatalkan Bisa menjadi ukuran bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk berhati hati menerapkan kebijakan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim Bisa Berkaca dari di Kota Depok
Niat membuka sekolah dan melakan pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan terburu-buru. Apalagi tidak melihat kenyataan Pandemi COVID-19 di setiap daerah. Kota Depok batalkan belajar di sekolah karena termasuk daerah zona merah. Tentu saja menjadi riskan, kalau siswa dan tenaga pendidikan malah tertular virus corona.
Menteri Nadiem Makarim selayaknya mengukur kegiatan pembelajaran di sekolah tak bisa disamaratakan di setiap daerah Indonesia. Jawa Barat masih terlalu berisiko jika dibiarkan siswa belajar lansung dengan gurunya.
Keputusan membuka sekolah kembali menjadi buah simalakama jika siswa dan guru malah riskan kondisi kesehatannya. Fleksibilitas pembelajaran bukan hanya dari kurikulum saja. Tetapi, siswa bisa lebih cair belajar terus di rumah. Bukan memaksakan sekolah harus melakukan kegiatan belajar mengajar segera.
Kalaulah Kemdikbud mengaku mengedepankan kesehatan siswa, guru dan tenaga pendidikan lainnya. Sudahlah biarkan anak-anak usia sekolah belajar di rumah. Jangan korbankan nyawa buah hati dan berisiko terpapar virus corona.