Mengenal Rumah Tradisional Sunda dan Pembagian Ruang Di Dalamnya

Rumah tradisional sunda masih banyak ditemukan di kampung-kampung adat dan masih dilestarikan seperti di Kampung Naga, Baduy, Sinaresmi dan lainnya. Tempat tinggal yang dibangun dengan makna dan keharmonian yang diwujudkan dalam arsitektural dan struktural bangunan itu sendiri.
Bangunan rumah tradisional Sunda memiliki dibagi berdasarkan ruang dengan fungsi masing-masing. Pembagiannya berdasarkan jenis kelamin dan urutan keluarga.
Laki-laki dan perempuan memiliki pemaknaan berbeda antara kelahiran dan kematian yang tidak dapat diubah keberadaannya. Perbedaan tersebut secara mendasar dikelompokkan menurut prinsip-prinsip dualistik. Bangunan rumah adat berbeda letaknya antara laki-laki dan perempuan. Hal itu didasarkan pada kepercayaan masyarakat tradisional selalu berhubungan dengan alam yang menjadi bagian dari kehidupan.
Tidak hanya di dalam rumah saja, tetapi pembagian antara laki-laki dan perempuan juga di luar rumah. Laki-laki berhubungan dengan dunia pekerjaan. Sedangkan daerah perempuan berhubungan dengan urusan rumah tangga, seperti sumur tempat mencuci, tempat menumbuk padi, dan kebun.
Pembagian Ruang Rumah Tradisional Sunda
Setiap ruang rumah tradisional sunda memiliki fungsi dan makna secara adat, antara lain sebagai berikut :
- Ruangan Depan (tepas), berada di bagian depan dengan fungsi untuk menerima tamu.
- Kamar Tidur (enggon), posisinya berada di sebelah ruang tamu. Jumlahnya tergantung jumlah anggota keluarga. Fungsi enggon adalah tempat tidur yang terpisah antara enggon laki-laki dan perempuan.
- Dapur (pawon), dibangun dnegan lantai tanah dan tanpa plafon. Dapur biasanya ada hawu (tempat untuk menyimpan kebutuhan dapur).
- Goah, adalah tempat menyimpan beras atau padi yang biasanya berada di belakang rumah atau dekat dapur.
Pemaknaan rumah sunda mempunyai nilai-nilai yang menjadi wujud dari kebudayaan. Manusia menempati ruang yang hidup dengan makna rumah dan arsetekturnya.
Bagian Struktur Rumah Tradisional Sunda
Rumah tradisional Sunda memiliki bagian-bagian secara struktur arsitekturnya, yaitu :
- Atap, mempunyai bentuk pelana atau jure terkadang disebut suhunan yang menggunakan material alam, seperti kayu-kayu dan ijuk.
- Langit-langit, dalam bahasa sunda disebut lalangit atau paparan yang dibuat dari bilik dengan motif kepang. Cuma dapur tidak menggunakan lalangit.
- Tihang, Tiang-tiang konstruksi berfungsi untuk menahan rumah sunda jaman dulu dan jumlahnya biasanya 16 tiang,. Adapun pondasinya memakai batu alam.
- Dinding, bahan yang dipakai dari bilik motif kepang. Bilik dipasang dengan menempel langsung pada bagian luar tiang rumah. Selain itu fasad mereka menggunakan papan.
- Pintu, pintu masuk hanya satu buah yang terletak di bagian depan rumah menuju ke dalam ruangan depan. Selain itu, ada satu pintu keluar/belakang yang terdapat di dapur (hawu).
- Jendela, posisinya berada di samping kiri dan kanan dan bagian fasade dan bentuknya persegi panjang.
- Lantai, dibuat dengan menggunakan material lantai rumah tradisional Sunda dan menggunakan papan kayu atau lempengan-lempengan bambu (talapuh). Bagian dapur memakai tanah.
Rumah tradisional Sunda mempunyai pemaknaan yang kuat berhubungan dengan norma dan kepercayaan masyarakatnya. bentuk komposisi ruang membedakan penempatan ruang perempuan dan laki-laki. Tradisi masyarakat yang dikuatkan dalam kesamaan hubungan yaitu antara lingkungan alam dan manusia.