Budaya Indonesia

Permainan Tradisional Muatan Lokal, di Kampung Kami Malah Mainan Sehari-Hari

Permainan tradisional muatan lokal membuat kami tidak menyangka. Sementara di Kampung Cibiru, Cicantayan Sukabumi Sudah Menjadi Mainan sehari-hari. Hal yang bikin kami takjub tentu, ngomongin permainan tradisional ini di ruangan hotel segala. Temanya bukan main, “Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan (Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional)”.

Bapak atau Ibu, kenapa tidak datang ke kampung Cibiru, Cicantayan di Sukabumi saja. Biar tahu Anda-Anda sekalian tahu ya Pak, Kampung kami bahkan sudah disematkan menjadi Kampung Egrang oleh Kepala Desa bernama Dzulfikar Ali Hakim sejak Desember tahun 2016. Bukan buat acara seremonial belaka. Penamaan Kampung Egrang di Cibiru, karena permainan tradisional terutama egrang betul-betul terus dimainkan dan menjadi bagian keceriaan anak-anak dan tak terpisahkan dari sisi kehidupan di kampung kami.

Bukan Playstation dan bukan pula game handphone yang menarik perhatian mereka, melainkan permainan seperti egrang, poces, sondah, main lompat karet, dan lainnya. Jadi kami benaran takjub, kalau permainan tradisional direkomendasikan muatan lokal, diajarkan di sekolah. Kami ingin memberi saran kepada Kemenko PMK, kalau mengenalkan permainan tradisional ndak usah dibikin rumit. Undang saja kami dan bicaralah pada warga lokal, kenapa permainan tradisional bisa menjadi bagian hidup anak-anak di kampung kami. Kalau cuma menjadi bahan diskusi dan tidak pernah bertanya langsung ya percuma. Ngobrol dong dengan para pelaku atau orang-orang yang getol mempertahankan budaya lokal.

Permainan Tradisional Direkomendasikan Muatan Lokal? Untuk apa?

Dari tulisan di situs Kemenko PMK berjudul, “Inilah Rekomendasi Terkait Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional,” dijelaskan rencana tentang permainan tradisional direkomendasikan muatan lokal. Sepertinya diskusinya sangat serius. Kami tak pernah membayangkan kalau permainan sehari-hari yang biasa dimainkan di kampung Egrang Cibiru, Cicantayan Sukabumi, bakal menjadi menjadi muatan lokal/ekstrakulikuler wajib di sekolah. Namun bapak ibu sudah yakinkah dengan rekomendasi tersebut?

Menurut kami lebih baik diarahkan menjadi permainan wajib sehari-hari lebih baik. Agar permainan tradisional yang kebanyakan dimainkan bersama atau berkelompok tersebut tetap menjadi mainan yang menyenangkan. Tidak perlu dibahas dengan materi, tetapi perbanyaklah praktik. Jangan sampai pula ada ujian yang rumit, Aneh rasanya mainan sehari-hari kok malah dibikin ujiannya di sekolah. Tidak perlu rasanya. Bagaimana mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak, selain melalui lembaga pendidikan? Ada beberapa cara yang mungkin bisa dicoba, antara lain:

    • Melalui Komunitas Perpustakaan Warga atau Taman Baca Masyarakat. Ajak pengelolanya untuk terlibat dalam mengenalkan permainan tradisional. Jadikan mainan rakyat tersebut bagian dari kegiatan Taman Baca. Jadi kalau anak-anak bosan membaca, mereka bisa bermain egrang, kelereng, karet, sondah, dan permainan lainnya.
    • Memanfaatkan kegiatan sekolah, misalnya kegiatan ekstrakulikuler. Jadi Permainan tradisional tidak masuk materi pembelajaran di kelas, namun sebagai kegiatan tambahan siswa. Agar siswa mau terlibat dalam permainan tradisional, ya jadikan kegiatan ekstrakulier wajib saja.
    • Membuat agenda rutin festival budaya lokal yang di dalamnya berisi melestarikan budaya lokal, termasuk permainan tradisional.
    • Adakan perlombaan olahraga tradisional secara rutin, kalau bisa menjadi agenda tahunan. Agar anak-anak mau mencoba permainan tradisional. Kentika mereka sudah bisa memainkannya, kenapa tidak dibuat perlombaannya.

Cara-cara tersebut mungkin bisa menjadi alternatif agar pemainan tradisional lebih dikenal oleh anak-anak. Sehingga, nilai-nilai budaya lokal yang terkandung dalam permainan tradisional itu bisa menjadi “ruh” bagi kehidupan anak-anak.

Anak-Anak Kampung Menjadi Kreatif Ketika Permainan Tradisional Menjadi Kegiatan Sehari-Hari Mereka

Tahukah Anda, anak-anak di Kampung kami sudah sering loh, ikut festival desa, lomba permainan tradisional tingkat kabupaten serta provinsi, tampil dalam seni pertunjukan pun sudah biasa. Anak-anak pun merasa senang sering diundang dalam berbagai kegiatan. Kami pikir Pemerintah Pusat memang perlu mendorong Pemerintah Daerah dan pihak terkait untuk menjadikan permainan rakyat dan olahraga tradisional lebih dikenal lagi.

Agar pemainan tradisional dapat lebih dikenal lagi, beri dong wadah semacam ruang publik untuk mengenalkan permainan rakyat yang banyak ragamnya tersebut. Misalnya, Anak-anak dibebaskan mengenalkan permainan tradisional di Lapangan Merdeka Sukabumi. Jangan sampai diusir diusir sama Satpol PP. Biarkan anak-anak bermaian bersama permainan modern, seperti skateboard. Dengan begitu kan, anak-anak bisa mengenal permainan modern dan permainan tradisional sekaligus. Asal mereka diberikan ruang publik yang ramah anak. Yakin deh, permainan tradisional jauh lebih dikenal masyarakat.

Selain itu wahai bapak-ibu di Kemenko PMK, libatkan komunitas lokal secara aktif untuk mengenalkan budaya dan tradisi lokal, termasuk didalamnya yang mengenalkan permainan tradisional. Bukan sekedar seremonial belaka, namu dibuat program jangka panjangnya. Agar pemuda-pemudi yang konsen dalam melestarikan permainan tradisional terus melakukan kegiatan dengan semangat.

Ruang publik semestinya bisa digunakan sebagai wadah mengenalkan, mempromosikan, serta mendekatkan nilai-nilai budaya lokal. Jadi, Pemerintah Pusat kalau mau membuat program terkait permainan tradisional telaah dulu aspek pendukung dan jangan lupa melibatkan komunitas lokal dari setiap daerah. Semoga saja pembicaraan tentang permainan rakyat dan olah raga tradisional bukan obrolan di ruang hotel semata.

Ditulis Oleh Sabumi Volunteer.

Baca juga : Cara Menghindari Informasi Hoax Virus Corona

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *