Permainan Tradisional Cing Ciripit dari Jawa Barat dan Cublak-Cublak Suweng dari Yogyakarta, Main Yuk!

Permainan Tradisional Cing Ciripit dari Jawa Barat dan Cublak-Cublak Suweng dari Yogyakarta sangat populer dimainkan anak-anak era 90-an. Nama permainan tersebut mungkin berbeda di daerah lain penyebutannya secara lokal.
Kedua permainan tersebut dimainkan oleh anak-anak dengan menentukan terlebih dulu urutan dalam bermain. Para pemain tradisional cing ciripit menentukan dulu siapa yang menjadi emeng (kucing).
Tahukah kamu, cing ciripit dari buku Peperenian Urang Sunda adalah kucing-kucingan yang dimainkan sambil bernyanyi saat permainan dimulai.
Bagaimana Cara Bermain Permainan Tradisional Cing-Ciripit?
Berikut cara melakukan permainan tradisional cing-ciripit dari tanah sunda, main yuk:
- Anak-anak berkumpul dan membentuk lingkaran.
- Salah satu anak-anak yang biasanya “dituakan” membuka telapak tangan.
- Satu per satu anak-anak meletakkan jari mereka di atas telapak tangan tersebut.
- Lalu, permainan dimulai dengan sambil bernyanyi Cing Ciripit.
- Ketika lagu hampir selesai, pemain akan bersiap-siap mengangkat jari-jari mereka.
- Jari yang tertangkap telapak tangan, akan kalah dan menjadi emang atau kucing.
Ikut Permainan Tradisional Cublak-Cublak Suweng yuk
Permainan tradisional yang mirip dengan cing-ciripit adalah Cublak-Cublek Suweng dari Yogyakarta yang dimainkan beberapa orang. Pemainnya biasanya berjumlah 6-8 orang. Inti permainan ini adalah menemukan anting (suweng).
Cara bermain permainan tradisional cublak-cublek suweng:
- Permainan dimulai beberapa orang berkumpul untuk melakukan pengundian untuk memilih siapa yang menjadi Pak Empo.
- Pemain mengundinya dengan cara pingsut/ endon/ atau cara lain.
- Setelah ada seorang pemain yang terpilih sebagai Pak Empo, anak-anak yang bermain duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo tidur telungkup di antara pemain.
- Setiap orang akan meletakkan tangannya menghadap ke atas di punggung Pak Empo.
- Lalu, seorang pemain akan mengambil batu atau benda apa saja sebagai pengganti anting.
- Kemudian, anak-anak menyanyikan cublak-cublek suweng sembari memutar kerikil dari satu telapak tangan ke telapak tangan lainnya.
- Lagi terus dinyanyikan diulangi biasanya 2-3 kali.
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak Empong lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
- Ketika bernyanyi sampai pada bait terakhir …Sir-sir pong dele gosong, maka Pak Empo bangun dan memegang krikil. Tangan semua pemain baik yang kiri dan kanan tertutup rapat seolah menggenggam sesuatu.
- Tujuannya mengecoh Pak Empo, agar mencari dimana “Suwengnya”.
- Lalu, setiap pemain menunjukkan jari telunjuk dan menggesekkan jari telunjuk kanan dan kiri mirip seperti memotong cabai.
- Semua pemain terus bernyanyi sir-sir pong dele gosong, hingga Pak Empo memilih salah satu orang yang dianggap menyembunyikan anting.
- Apabila berhasil memilih orang yang telah menyembunyikan anting, maka pemain tersebut menjadi Pak Empo selanjutnya.
- Permainan selesai dimainkan apabila semua sepakat untuk berhenti.
Nilai Permainan Cing Ciripit dan Cublak Cublek Suweng
Setiap permainan tradisional memiliki nilai yang baik dan mendidik bagi anak-anak. Berikut nilai permianan Cing-Ciripit dan Cublak-Cublek Suweng.
- Anak-anak mengembangkan kreativitas dengan bermainan bersama tanpa butuh alat yang mahal.
- Menjadi berlatih menyanyi dan bergerak.
- Melatih reflek dan konsentrasi anak-anak.
- Memiliki rasa kebersamaan antara anak-anak, karena menuntut di antara semua pemain.
- Latihan menerima rangsang dari lagu yang dinyanyikan.
Permainan tradisional sangat baik diajarkan kepada anak-anak karena memiliki banyak manfaat dan mengembangkan kemampuan ekspresi mereka. Dari bernyanyi, anak-anak menjadi kreatif dan memiliki rasa kebersamaan dengan teman-temannya.