Manfaat Permainan Tradisional Congklak Sering Dimainkan di Rumah Baca Bambu Biru

Permainan tradisional Congklak kayu sering dimainkan anak-anak di tanah sunda. Anda yang sudah dewasa bahkan menjadi orang tua mungkin pernah memainkannya sewaktu kecil. Rupa alat permainan congklak ini mirip perahu kecil yang mempunyai 16 lekukan bundar yang menjadi wadah 90 biji atau kuwuk.
Selain disebut congklak, alat permainan ini disebut juga daku, dakon, ada juga yang menyebut congkak di daerah lain di Indonesia. Badan congklak mempunyai 16 lekukan bundar. Lekukan kecilnya ada 14 buah dengan 2 deretan, masing masing disebut anak.
Kemudian, ada dua lekukan disebut indung (indung) yang posisinya berada di tengah sebelah kiri dari masing deretan.
Cara Memainkan Permainan Tradisional Congklak
Congkak adalah permainan dua orang yang saling berhadapan. Cara memainkannya dengan memasukkan biji kuwuk, yang diisi 7 biji setiap lubang (lekukan). Lekukan Indung dikosongkan.
Penentuan siapa yang lebih dulu bermain dilakukan dengan suten. Orang yang menang suten memulai permainan dengan mengambil kuwuk dari satu lekukan yang dimilikinya. Lalu, dibagikan ke setiap lekukan dan indung secara merata. Indung lawan tidak diisi oleh yang sedang bermain.
Apabila biji atau kuwuk yang terakhir jatuh pada lekukan yang kosong, maka si pemain berhenti, karena dianggap mati. JIka mati didaerah lekukan miliknya dan musuhnya masih memiliki kuwuk, maka kuwuk tersebut menjadi haknya. Kuwuk yang diambil dimasukkan ke kuwuk induknya.
Hal itu disebut nembak. Ketika nembak ini, anak-anak sering tertawa karena bisa banyak mengambil kuwuk dari lawannya.
Bagaimana Permainan Tradisional Congklak ini Selesai?
Permainan tradisional congklak ini akan selesai, apabila semua kuwuk yang terdapat di lekukan anak pindah ke lekukan induk masing-masing. Anak yang memperoleh kuwuk paling banyak dialah yang menjadi pemenang.
Apabila permainan tradisional congkal diteruskan, maka kuwuk itu dibagikan ke lekukan sesuai jumlah yang dimiliki. Sang lawan mungkin bisa memiliki jumlah lebih sedikit. Sehingga lekukannya ada yang tak terisi. Lekukan harus ditutup sementara.
Lekukan yang tidak terisi disebut pecak (buta). Pemain yang memiliki kuwuk paling banyak menjadi berhak untuk bermain lebih dulu. Lekukan yang pecak atau kosong tidak udah diisi atau dilewatkan begitu saja.
Permainan akan selesai, apabila salah satu pemain tidak sanggup meneruskan permainan, karena kuwuknya kurang dari tujuh buah. Sehingga tidak bisa mengisi satu kuwuk pun.
Baca juga :
Permainan Gatrik Mainan Tradisional Sunda Secara Berkelompok
Kampung Egrang Sukabumi Menjadi Tempat Karya Ilmiah MAN 1 Pamuruyan Cibadak
Permainan Tradisional Sunda Congklak yang Seru
Anak-Anak dari Rumah Baca Bambu Biru biasa memainkan congklak dalam kesehariannya. Mereka memainkannya hampir setiap hari di kala istirahat dan pulang sekolah.
Mereka biasanya tertawa ketika temannya kalah dan ada lekukan yang tidak terisi kuwuk. Sang lawan biasanya cemberut karena tidak bisa memenangkan permainan tradisional congklak.
Bagi adik-adik rumah baca bambu biru, perminan tradisional congklak sangat seru dan lebih banyak dimainkan daripada games digadget. Permainan ini dapat dimainkan secara riang gembira berdua bersama teman.
Rumah Baca Bambu Biru menyimpan alat permainan congkak kayu dan congklak plastik, agar anak-anak bisa memainkannya setiap hari. Permainan ini sering dimainkan pada sore hari. Anak-anak laki-laki bisa memainkannya secara bersama-sama dengan senang hati.
Penulis : Phadli
Pengelola Rumah Baca Bambu Biru
Kampung Cibiru, Cicantayan, Kab. Sukabumi.