Tanaman Porang yang Menjadi Komoditas Ekspor Prioritas

Tanaman Porang kini menjadi komoditas ekspor prioritas, karena terbukti mampu meningkatkan perkonomian keluarga petaninya. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyediakan bibit porang unggul dan lebih cepat panen. Seperti di Madiun yang telah ditanam di lahan dengan luas 752 Ha pada 2021.
Tanaman Porang memiliki sejumlah keunggulan dan manfaat yang berbeda dengan tumbuhan pertanian lainnya. Keunggulan Porang antara lain:
- Toleran terhadap naungan antara 40%-60%.
- Dapat ditumpangsarikan dengan tanaman keras.
- Aman diantara banyak tumbuhan liar di pekarangan atau pinggiran hutan.
- Memiliki kandungan yang bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan.
Adapun manfaat Umbi tanaman porang , antara lain:
- Digunakan sebagai produk makanan, seperti konyakku, shiratake (berbentuk mie.
- Sebagai bahan campuran kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental sirup atau selai.
- Dipakai untuk campuran produk farmasi, yaitu bahan pengisi dan pengikat tablet.
- Digunakan untuk industry kimia, antara lain: bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem dan cat tembok), pelapis kedap air, dan penguat tenunan industry tekstil.
- Sebagai media pertumbuhan mikroba dan bahan pembuatan kertas yang tipis serta tahan air.
Pengolahan Tanaman Porang yang Sedang Menjadi Primadona
Hasil pengolahan Tanaman Porang sedang menjadi primadona untuk ekspor dan diprioritaskan oleh Kementan. Namun, Petani Porang harus mengetahui bagaimana mengetahui cara menghasilkan panen yang bagus.
Berikut ini 6 Hal yang perlu diperhatikan Agar Umbi Porang bisa tumbuh maksimal.
- Pengolahan tanah dianjurkan menggunakan medium tanah yang gembur yang ditambah pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang.
- Bibit yang dipilih setidaknya berukuran minimal 500 gr.
- Jarak tanaman 30 cm x 30 cm untuk umur panen 8 bulan. Jika direncanakan panen Porang pada tahun kedua berjarak 45 cm x 45 cm, dan 60 cm x 60 cm pada panen tahun ketiga.
- Kedalaman tanah penanaman porang adalah sekitar 10 cm – 15 cm dari permukaan tanah.
- Penyiangan sebaiknya dilakukan pada awal pertumbuhan tanaman, yaitu pada umur 30, 60, 90 hari setelah tanam.
- Untuk menghasilkan tanaman porang yang bagus dan besar diperlukan kandungan kurang dari 40 % kapasitas air lapang.
Dikutup dari website pertanian.go.id, sebanyak 80 – 85 % produksi komoditas porang diekspor dalam bentuk chips. Sedangkan 10 – 15 % dihasilkan dalam bentuk beras porang maupun mie porang. Ada 21 produk turunan yang diolah dalam benuk makanan, kosmetik, industri dan lainnya.
Kementan juga memanfaatkan Petani milenial untuk bergiat di kebun porang sejak tahun 2020. Tanaman tersebut ditumpangsarikan dengan pohon pisang. Kebun tersebut diharapkan menjadi contoh budidaya porang secara modern, profesional, dan maju.
Perkembangan Harga Bibit Tanaman Porang Antara Tahun 2019-2021
Harga porang dibedakan antara yang basah dan kering. Harga Porang Basah Rp4.000 per kg pada tahun sekitar Rp10 ribu – Rp13 ribuan per kg sudah siap panen. Sedangkan Harga Porang Kering sekitar Rp35 rb pada tahun 2019. Pada tahun 2021, harganya sekitar Rp55 ribu sampai Rp65 ribuan per kg.
Adapun harga bibit tanaman isi 1 kg isi 20- 50 bibit dari umbi sekitar Rp25 ribu – Rp35 ribuan. Sedangkan bibit porang dari katak harga jualnya Rp250 ribuan per kg (isi 150 hingga 200 bibit). Adapula porang dijual siap tanam dengan harga Rp600.000 untuk 500 biji umbi (Rp1.200 per biji).