Pojok Driver Ojek Online : Ide Kecil dengan Langkah Besar di Era Sharing Economy

Pojok Driver Ojek Online Tempat yang sejatinya merupakan pick-up point konsumen ini. Layanan ini menawarkan kemewahan remah bertabur gula di tengah hiruk pikuk ibu kota.
Tidak hanya bagi konsumen saja, driver pun dibuatnya bahagia hanya dengan sepetak bangku khusus khas dengan balutan warna merek. Fasilitasnya lengkap dengan charging port, dan sebuah kipas angin yang ditaruh di dinding bertuliskan “khusus untuk driver”.
Begitulah kenyataannya, model bisnis terus dikembangkan untuk memuaskan mitra bisnis dan pengguna jasa transportasi online, seperti dari Grab dan Gojek. Prinsip dasar bisnis model (mengacu pada Alexander Osterwalder, 2010) adalah perlunya pelaku bisnis dalam memenuhi dua pihak penting dalam menjalankan bisnisnya:
- Mitra, adalah mereka yang akan menjadi rekan bisnis kita dan berbagi sumber daya;
- Pengguna, adalah mereka yang akan rela membayar untuk mendapatkan manfaat dari produk/jasa yang ditawarkan oleh bisnis kita.
Kedua belah pihak tersebut menjadi penting dalam sebuah bisnis yang dipertemukan oleh si pelaku bisnis. Dengan kata lain, mitra dan pengguna dapat menyerap manfaat dari si pelaku bisnis. Alih alih saling bertukar manfaat satu dengan yang lain.
Model Bisnis Sharing Ekonomi yang Mewujud Menjadi Profesi Utama Driver Ojek Online
Siapa sangka, tujuh dari sepuluh driver ojek online yang saya jumpai mengatakan driver ojek online merupakan mata pencaharian utama mereka. Pekerjaan yang berevolusi dari sumber penghasilan sambilan dan opsi sarana transportasi massa pendukung.
Konsep sharing economy nampaknya sudah bertransformasi menjadi komoditi oleh kedua belah pihak, baik untuk konsumen maupun untuk mitra. Ditengah ketatnya persaingan penyedia layanan ojek online di kancah nusantara, praktik bisnis berimbas pada mudahnya kedua kelompok ini beralih dari satu provider ke provider lain.
Saat ini, banyak sekali cara yang saling dipertunjukan tentang bagaimana pebisnis memberikan layanan prima dengan segala inovasinya kepada konsumen. Dari mulai potongan harga, cashless, hingga hadiah undian dengan berbagai gimmick nya, yang penting user senang.
Di sisi lain banyak juga inovasi bagi para mitra, namun hilang begitu saja karena tergerus hiruk pikuk jalanan ibu kota. Seperti pengalaman saya disupiri seorang tua yang terus menggerutu “kantor itu curang pak”. Sembari terlihat lelah menginjak gas rem kopling ditengah arus pinggiran kota Jakarta. Seolah tidak ada sepeser pun upah yang diterimanya dari memanfaatkan penyedia layanan transportasi online itu.
Meski begitu, dibalik keluhan sang driver, pemesanan online yang praktis menjadi tawaran yang menarik bagi penumpangnya. Penumpang sudah mengetahui harga yang harus dibayarkan sesuai dengan tujuan perjalanan. Model bisnis tersebut tentu membuat banyak orang memakai jasa ojek online.
Ada pula sistem pembayaran dengan dompet virtual untuk membayar transaksi sesuai tarif falam layanan aplikasi transportasi online. Cara pembayaran tersebut dinilai memudahkan bagi penumpang.
Baca juga :
Najwa Shihab Benar, Bukan Minat Baca yang Menjadi Masalahnya
Puncak Darma Geopark Ciletuh Menjadi Lokasi Paling Sering Dikunjungi Wisatawan
Pojok Driver Ojek Online Ide Kecil dengan Langkah Besar Di Era Gagap Sharing Economy
Pojok Driver ojek online, saya pikir adalah sebuah ide kecil yang mampu membawa sebuah langkah besar di era gagap sharing economy. Sebuah kenyamanan ringan bagi konsumen, sekaligus penghargaan besar bagi mitra. Cara serupa bisa diadaptasi ke berbagai latah digital lainnya yang memiliki pelaku peran bisnis yang sama.
Penulis : Rossi Prasetya Indarto
One thought on “Pojok Driver Ojek Online : Ide Kecil dengan Langkah Besar di Era Sharing Economy”