Sejarah Sukabumi yang Harus Diceritakan Kepada Anak Cucu
Sejarah Sukabumi sudah terkenal ceritanya dari jaman kerjaan Hindu, Masuknya Islam, hingga jaman kolonial. Dari asal katanya, Sukabumi dari bahasa sunda, yakni Suka Bumen yang dapat diartikan wilayah yang mempunyai udara sejuk dan nyaman. Kondisi udara tersebut membuat orang suka bumen-bumen atau menetap.
Adapula yang menjelaskan bahwa nama Sukabumi diambil dari bahasa Sansekerta. Suka diterjemahkan kesenangan dan kebahagiaan dan Bhumi memiliki makna bumi. Jika kata Suka dan Bhumi dipadankan maka Sukabumi berarti Bumi Kesukaan.
Sejarah Sukabumi : Berasal dari Dusun Kecil Bernama Goenoeng Parang
Pada awalnya, Sukabumi berasal dari dusun kecil yang bernama Goenoeng Parang. Saat ini, nama tersebut menjadi salah satu wilayah kelurahan Gunung Parang. Seiring pertambahan penduduk yang mengakibatkan pola permukiman bertambah, desa baru muncul seperti Desa Cikole dan Parungseha.
Selanjutnya pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda memutuskan Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja). Hal tersebut terjadi karena banyak orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan menetap di wilayah Kabupaten Sukabumi bagian selatan.
Mereka memperoleh perlakuan dan pelayanan yang istimewa. Sebagai pengusaha perkebunan kulit putih mereka punya andil besar mengeruk kekayaan alam di Sukabumi.
Sukabumi mengalami perkembangan setelah Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester pada 1 Mei 1926. Dia melakukan pembangunan banyak infrastruktur seperti Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho.
Sekolah Polisi Gubermen juga diadakan pasca masa ini‚ yang berdekatan dengan lokasi lembaga pendidikan Islam tradisional di daerah Gunung Puyuh.
Sejarah Nama Sukabumi ditetapkan oleh Dr. Andries de Wilde
Sebutan nama soekaboemi telah ada sebelum penetapan hari jadinya 13 Januari 1815. Dr Adries de Wilde menetapkan nama wilayah yang dikelilingi perkebunan ini dengan nama Soekaboemi.
Dia merupakan seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yang tinggal di Bandoeng. Rumah tempat tinggalnya dan gudang kopinya yang menjadi Kantor Pemkot Bandung.
Dia mengutus temannya bernama Pieter Englhard kepada pemerintah Hindia Belanda mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai) dengan nama Soekaboemi pada 13 Januari 1815. Pemerintah yang berkuasa mengganti nama Cikole tersebut. Tanggal tersebutah yang dijadikan hari jadi Kota Soekaboemi.
Perkembangan Sukabumi menjadi wilayah penting bagi Pemerintah Belanda terkait dengan pengembangan komoditas kopi yang menjadi komoditas hasil alam yang dikelola oleh VOC. Van Rie Beek dan Zwadecroon terus memperluas perkebunan kopi hingga sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.
Demi kepentingan kopi pula, jalur perlintasan kereta-api dibangun untuk menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia. Jalur juga di bangin ke bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur.
Baca juga :
JADWAL KERETA BOGOR SUKABUMI PP, CEK JAM KEBERANGKATANNYA!
HATI-HATI PENIPU MULAI MEMBIDIK PENGGIAT SOSIAL
Andries de Wilde sang Penguasa Lahan di Kabupaten Sukabumi
Pada masa itu, de Wilde dikenal sebagai pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan Memiliki lahan yang luas di Jasinga Bogor. Dia pernah membeli tanah yang luas sekali dengan harga 58 ribu ringgit Spanyol pada tanggal 25 Januari 1813.
Tanah yang dibelinya hingga ke perbatasan Gunung Gede Pangrango di sebelah utara dan Sungai Cimandiri di bagian selatan. Apabila dilihat ke arah barat berbatasan dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan Sungai Cikupa di sebelah Timur.
Sejarah Sukabumi memiliki catatan panjang harus dituliskan, agar generasi penerus bangsa ini mengetahui bahwa ada wilayah penting pada jaman penjajahan Belanda. Wilayah yang dikembangkan demi kepentingan perkebunan kopi di Sukabumi. Pada waktu itu, kopi Sukabumi menjadi komoditas yang di perjualbelikan dan dibawa hingga ke tanah eropa.