Literasi Surat Kabar Mulai Pudar Dimakan Zaman

Literasi Surat Kabar Mulai Pudar Dimakan Zaman

Literasi surat kabar menjadi kebiasaan yang hanya dilakukan oleh segelintir orang saja. Mengawali aktivitas di pagi hari masyarakat pada umumnya dihidangkan dengan menu sarapan pagi yang sehat ditambah secangkir kopi atau teh hangat, Untuk sebagian kalangan mungkin semua itu belum lengakap tanpa adanya sebuah surat kabar, karena selain asupan gizi dan asupan informasi pun perlu sebagai wawasan untuk memulai sebuah aktivitas.

Keberadaan surat kabar di masa milenia ini sebagai pelengkap sarapan pagi itu mungkin hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang hobi membaca dengan media kertas. Namun semua itu sudah mulai jauh berubah. Seperti yang diakui oleh kang Deden (35 tahun) warga desa Nyomplong yang sehari-harinya berprofesi sebagai seorang penjual koran yang mangkal di Jalan Maya Wati atas, bahwa pejualan korannya hanya terjual skitar 15% an belakangan ini.

Perubahan Gaya Literasi Klasik Surat Kabar Mulai Terjadi Sejak Tahun 2010

Perubahan penjualan mulai terjadi sekitar tahun 2010 sampai dengan sekarang. Konsumen rumahan pun dirasakan mengalami penurunan dan hanya konsumen kantor yang masih stabil. Padahal gaya literasi klasik surat kabar sebenarnya terbilang murah. Harga koran tidak lebih dari uang lima ribu rupiah. Namun, perubahan zaman harus dihadapi. Meski harga koran murah, tidak bisa dipungkiri memang masyarakat lebih memilih media informasi online yamg praktis saat ini.

Bahkan beberapa berita harian surat kabar dan majalah yang biasa kang Deden jual kini gulung tikar. Begitulah penuturan kang Deden salah seorang penjual koran yang masih bertahan bersama himpitan zaman. Hidangan sebuah koran sebagai pelengkap menu sarapan pagi mungkin akan menjadi cerita klasik di masa depan. Tingga sebagai gaya literasi klasik surat kabar. Sebuah cerita khas masyarakat masa lalu yang sarat dengan penyampaian positif betapa pentingnya membaca yang bisa disejajarkan seperti pentingnya sebuah sarapan di pagi hari.

Apapun medianya apapun zamannya membaca adalah sebuah kunci kehidupan. Selanjutnya bagaimana kita sebagai manausia yang mempunyai peranan tertinggi dlm sebuah piramida kehidupan untuk terus membuat dunia literasi semakin diminati. Meurut saya koran tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Tetap semangat utk membaca! Tetap semangat untuk bergerak,berbuat,bermanfaat untuk kepentingan bersama menuju Indonesia yang lebih maju.

Penulis : Topi Rimba Usang

Untuk kekhawatiran hilangnya koran sebagai media literasi klasik lintas zaman.

Baca juga : Nasi Merdeka Kawan

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *